SOLOPOS.COM - Vendor proyek pembangunan Masjid Agung Madaniyah Karanganyar berdemo pada Jumat (14/4/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Puluhan vendor proyek pembangunan Masjid Agung Madaniyah Karanganyar menggelar aksi demo di kantor Bupati dan DPRD pada Jumat (14/4/2023). Aksi ini buntut belum dilunasinya pembayaran pengerjaan  oleh PT MAM Energindo selaku kontraktor pelaksana proyek. Nilai pekerjaan yang belum dibayarkan itu mencapai Rp5,6 miliar.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, aksi demo dimulai sekitar pukul 15.15 WIB. Mereka menggelar aksi di depan Masjid Agung Madaniyah. Sambil membawa poster dan spanduk bertuliskan “Seng Kerjo Aku, Seng Tuku Material Aku, Seng Nompo Duit Koe”, “Bayarkan Tenaga dan Material”, mereka menuntut kepastian pelunasan pembayaran dari PT MAM Energindo.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Koordinator aksi, Adi, menuturkan ada 50 vendor yang belum dilunasi pembayaran tenaga dan material dalam pengerjaan pembangunan Masjid Agung Madaniyah. Terakhir para vendor menerima pembayaran dari PT MAM Energindo pada 2021 silam. Berbagai upaya telah dilakukan vendor untuk menuntut pelunasan pembayaran tersebut.

Bahkan vendor berulang kali ke kantor PT MAM Energindo di Jakarta. Namun hingga kini tak membuahkan hasil. “Kami dijanjikan oleh PT MAM pelunasan saat Pemkab membayarkan lunas proyek masjid Agung. Tapi sampai Pemkab membayarkan lunas proyek itu, kami tak juga dilunasi,” kata dia kepada Solopos.com di sela aksi.

Sebelum menggelar aksi turun ke jalan ini, para vendor mendatangi kantor Bupati Karanganyar. Kedatangan mereka ditemui Kepala DPUPR, Kepala Inspektorat, dan Kepala Satpol PP di Ruang Garuda. Namun sayangnya di pertemuan itu, tidak membuahkan hasil. Pemkab hanya menyampaikan akan membantu agar PT MAM Energindo membayarkan pelunasan pembayaran.

“Karena tidak ada hasil memuaskan, kami turun ke jalan. Kami gelar aksi damai hanya untuk menuntut hak kami,” katanya.

Pihaknya ingin menggugah siapa pun yang berkompeten di Karanganyar untuk membantu. Tidak hanya vendor yang belum menerima pembayaran, tenaga atau buruh bangunan juga belum menerima bayaran dari PT MAM Energindo dengan nilai Rp136 juta.

“Kami ini masyarakat kecil. Kami minta agar segera dibayar. Saya sendiri yang belum dibayarkan kurang Rp77 juta,” kata Adi.

Bukan Urusan Pemkab

Vendor lain, Muh Parno, mengatakan hingga kini yang belum dibayarkan PT MAM ke dirinya mencapai Rp1 miliar lebih. Di proyek Masjid Agung Madaniyah, Parno menggarap pembangunan empat menara dan kubah masjid. Nilai proyek itu mencapai Rp2,2 miliar.

“Masih kurang Rp1 miliar lebih yang belum dibayarkan PT MAM. Saya sampai cari pinjaman sana sini. Beberapa aset juga sudah saya jual,” keluhnya.

Melalui aksi demo ini, dia bersama vendor lain hanya ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa di balik megahnya Masjid Agung Madaniyah, ada derita para vendor. Dia berharap PT MAM Energindo membayar pelunasan ke para vendor.

Bupati Karanganyar Juliyatmono saat ditanya mengenai aksi demo para vendor hanya menjawab singkat. Menurut Bupati, tunggakan pembayaran itu bukan masalah Pemkab. Melainkan masalah antara PT MAM Energindo dengan para vendor.

“Itu bukan ranah Pemkab. Kui ranahe kono [PT MAM Energindo dan vendor],” katanya singkat.

Sebagaimana diketahui, pembangunan Masjid Agung Madaniyah dimulai sejak 2020 lalu dengan total anggaran Rp89 miliar. PT MAM Energindo memenangi tender pembangunan masjid yang telah difungsikan sejak 2022 lalu. Dana proyek tersebut telah dibayarkan lunas Pemkab Karanganyar ke PT MAM Energindo pada 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya