Kursi seng Kismantoro Wonogiri menjadi viral di Medsos gara-gara dipakai model Korea Selatan.
Solopos.com, WONOGIRI — Kursi seng bekas bertuliskan Sekar Tanjung Kismantoro Wonogiri digunakan sebagai properti oleh model cilik beken Korea Selatan (Korsel) Lee Eun Chae.
Pemilik kursi Sekar Tanjung Kismantoro, Sunardi, 59, akan menyimpan sisa kursi yang dimilikinya untuk kenang-kenangan. Namun, warga Crabak RT 003/RW 003, Gambiranom, Kismantoro itu akan melepasnya jika ada orang yang berani membeli Rp300.000/unit.
Pemilik kursi Sekar Tanjung Kismantoro, Sunardi, 59, akan menyimpan sisa kursi yang dimilikinya untuk kenang-kenangan. Namun, warga Crabak RT 003/RW 003, Gambiranom, Kismantoro itu akan melepasnya jika ada orang yang berani membeli Rp300.000/unit.
Seperti diketahui, kursi seng bekas milik Sunardi dikenal luas setelah beredar foto seorang remaja perempuan asal Korea menggunakan kursi tersebut untuk properti pemotretannya.
Remaja itu disebut sebagai anak tercantik di Korea bernama Lee Eun Chae. Kursi seng jadul berwarna hitam kombinasi oranye itu bertuliskan, Sekar-Tanjung, Kismantoro. Sekar Tanjung merupakan nama usaha persewaan milik Sunardi yang didirikan sejak 1995 silam.
Kepada Solopos.com, Jumat (26/1/2018), menyampaikan dia tak menjual seluruh kursinya. Dia menjual 740 unit dari total 750 unit kursi miliknya. Sebanyak 10 unit sisanya akan disimpan untuk kenang-kenangan. Kursi tersebut menjadi saksi bisu perjuangan Sunardi saat merintis usaha persewaan perlengkapan pesta. Setelah beredar kabar kursi miliknya sampai di Korea, Sunardi semakin sayang dengan sisa kursi miliknya.
“Tapi kalau ada yang mau membeli Rp300.000/unit, saya lepas,” kata Sunardi.
Dia tak menyangka ternyata ada orang yang bersedia membeli kursi klasik miliknya, satu setengah tahun lalu. Bahkan, harganya lebih tinggi dibanding harga beli. Dia menjual seharga Rp30.000/unit-Rp35.000/unit tergantung kondisi kursi.
Tarif Sewa Murah
Dahulu dia membelinya Rp13.000/unit. Sunardi menyebut meski sudah sering dipakai tapi kondisi kursinya masih kokoh dan bagus. Dahulu kursinya sering disewa untuk berbagai hajatan. Sunardi menyewakannya satu paket dengan sound system, tenda dengan atap seng, dan perlengkapan lainnya.
“Dulu tarif sewa satu paket alat masih murah, hanya Rp600.000,” imbuh Sunardi.
Dia seperti tak percaya kursi klasik yang dijualnya kepada seorang lelaki yang suka barang bekas asal Gesing, Kismantoro, Misni, sampai Korea. Dia sangat senang kini nama usaha dan nama kecamatannya kini dikenal masyarakat luas. Sunardi berharap hal tersebut berdampak positif pada usahanya.
“Mudah-mudahan nama Wonogiri juga ikut terangkat,” ulas Sunardi.
Sebelumnya, kursi klasik yang telah sampai Korea tersebut menjadi aset usaha Sunardi sejak usaha didirikan. Semula dia membeli sebanyak 300 unit lalu berkembang menjadi 1.000 unit. Seiring berjalannya waktu kursi tinggal 750 unit.
Seluruh kursi diberi dicat dengan warna sama dan diberi tulisan yang sama pula. Seiring berkembangnya zaman kursi tersebut tak lagi diminati masyarakat sejak enam tahun lalu. Sejak saat itu Sunardi menyimpannya di gudang. Sekitar satu setengah tahun lalu dia menjual 740 unit kursinya itu, sedangkan 10 unit lainnya disimpan.
Pembeli kursi, Misni, mengaku menjual seluruh kursi milik Sunardi yang dibelinya kepada pengepul di Bali. Pengepul itu menjual barang-barang bekas ke luar negeri. Atas hal itu dia berpendapat tak mustahil jika kursi Sunardi sampai di Korea.