SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN — Sekitar 450 itik berusia dua bulan milik Wiwid Suyanto, 45, dan Andiana Erri, 27, warga Dukuh Brongkol, Desa Jatipuro, Kecamatan Trucuk mati dalam dua pekan terakhir.

Hasil rapid test yang dilakukan Bidang Peternakan, Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten, menunjukkan itik-itik yang mati tersebut positif terjangkit Avian Influenza (AI) atau flu burung. Untuk menanggulangi penyebaran virus ini, petugas Dispertan menyemprotkan disinfektan di kandang itik milik keduanya, Jumat (4/1/2013).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Wiwid mengatakan itik miliknya dibeli dari daerah Sukoharjo pada awal November lalu. Saat itu Wiwid membeli 500 ekor itik yang pelihara bersama adiknya Andiana. Namun dalam dua pekan terakhir itik-itik itu mulai mati.

“Pada awalnya itik yang mati hanya berjumlah tiga ekor. Sehari berikutnya terdapat 4-5 ekor. Puncaknya saat hujan cukup lebat pekan lalu. Saat itu ada lebih dari 20 ekor yang mati. Dari 500 ekor itu, sekarang hanya tersisa sekitar 50 ekor,” kata Wiwid.

Andiana menambahkan awal mula kematian itik itu ditandai dengan munculnya penyakit pada mata unggas ini. “Kalau matanya sudah terlihat rabun, bisa dipastikan itik itu akan mati. Itik yang sudah mati itu lalu kami kubur,” papar Andiana.

Kepala Bidang (Kabid) Peternakan, Dispertan Klaten, Sri Muryani, mengatakan setelah mendapatkan laporan, pihaknya langsung menerjunkan petugas ke lokasi. Selain menyemprotkan disinvektan, petugas juga meminta kandang itik dipisahkan dari ternak lain. Pihaknya juga sudah menggelar rapid test pada 26 Desember lalu. Hasil rapid test itu menunjukkan bahwa itik yang mati tersebut positif terjangkit AI.

“Di sekitar kampung ini ada lima peternak unggas. Agar virus ini tidak menyebar ke peternakan lain, kami menyemprotnya dengan disinfektan,” kata Sri.

Sri menambahkan beberapa bulan lalu indikasi kasus AI juga pernah terjadi di Desa Pesu, Kecamatan Wedi. Dari laporan pemilik ternak, kematian itik itu memiliki ciri-ciri persis serangan AI. Akan tetapi pihaknya tidak sempat menggelar rapid test lantaran laporan yang diterimanya datang terlambat.

“Kami baru mendapat laporan setelah 10 hari dari kematian itik itu,” kata Sri.

Sri menjelaskan serangan virus flu burung ini merupakan varian baru yakni AI Clade 2.3.2 yang menyerang ternak unggas jenis itik.

“Varian sebelumnya adalah AI Clade 2.1.2 yang lebih banyak menyerang ayam dan burung,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya