Soloraya
Selasa, 20 September 2011 - 13:37 WIB

Volume air kian menyusut, warga Pagutan ajukan bantuan air

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi. (dok Solopos)

ilustrasi. (dok Solopos)

Wonogiri (Solopos.com)–Dampak kemarau berupa kekurangan air bersih mulai merambah wilayah Manyaran. Warga dua lingkungan di Kelurahan Pagutan mulai waswas menyusul makin berkurangnya volume air di kantong-kantong persediaan. Dua lingkungan dimaksud adalah Trukan dan Bakalan.

Advertisement

Camat Manyaran, Sularso kepada wartawan, Senin (19/9/2011) mengungkapkan berkurangnya volume air di kantong-kantong persediaan seperti sumber air atau sumur warga mulai dirasakan sejak Lebaran lalu.

Saat itu, banyak perantau yang mudik sehingga kebutuhan air cenderung meningkat dan hal itu berdampak pada berkurangnya persediaan air karena tidak ada hujan.

“Sebenarnya belum bisa dikatakan kesulitan air bersih. Persediaan air masih ada tapi sudah berkurang cukup banyak. Dikhawatirkan tidak akan bisa mencukupi kebutuhan seluruh warga dalam jangka panjang. Karena itu kami mengupayakan bantuan dengan mengambil air dari sumber Umbulnaga di Desa Karanglor tak jauh dari kantor kecamatan,” jelas Sularso.

Advertisement

Sularso menambahkan bantuan air itu akan dikirim ke Trukan dan Bakalan pekan depan. Sularso mengaku sudah mendapatkan armada tangki untuk mengangkutnya. Sularso menambahkan di Manyaran ada dua desa/kelurahan yang setiap musim kemarau kerap dilanda kesulitan bersih. Selain Kelurahan Pagutan adalah Desa Kepuhsari. Tapi sejauh ini baru dua lingkungan itu yang dilaporkan membutuhkan bantuan air.

Terpisah, Kepala Kelurahan Pagutan, Janto, saat dihubungi Espos, membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan saat ini sumur-sumur warga di Trukan dan Bakalan memang sudah jauh berkurang. Tapi untuk jangka waktu beberapa pekan depan masih bisa memenuhi kebutuhan warga. Janto memperkirakan ada 100-an keluarga yang ada di dua lingkungan itu.

“Untuk saat ini memang bantuan itu belum terlalu mendesak. Tapi kami berusaha mengantisipasi jangan sampai warga kesulitan air bersih. Beberapa waktu lalu saya sudah mengajukan permohonan bantuan air melalui pemerintah kecamatan. Harapannya ketika warga benar-benar sudah kesulitan air, bantuan itu sudah tersedia,” ucapnya.

Advertisement

Janto menambahkan Trukan dan Bakalan sebenarnya tidak masuk daerah yang rawan kesulitan air bersih. Karena itu, di desa itu pun sampai sekarang tidak ada satupun warganya yang memiliki bak-bak penampungan air. Kemarau ini pun warga hanya merasa khawatir karena sumur-sumur sudah jauh berkurang airnya.

(shs)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif