SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti penyebar demam berdarah dengue. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, WONOGIRI — Hasil penelitian dari Universitas Gajah Mada (UGM) terhadap nyamuk di sekitar Wonogiri (salah satunya di Kelurahan Giripurowo), menyebutkan nyamuk kini kebal terhadap cairan yang digunakan sebagai bahan pengasapan atau fogging.

Hasil penelitian tersebut disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK, Suprio Heryanto, kepada Solopos.com beberapa hari lalu. Menurutnya, nyamuk sekarang telah kebal dari cairan malation atau salah satu jenis pestisida yang umumnya digunakan dalam fogging. “Nyamuk di beberapa daerah di Wonogiri telah mengalami resistensi atau bisa dari semprotan fogging, butuh kadar pestisida yang lebih tinggi untuk mematikan nyamuk itu,” jelasnya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dengan demikian, lanjut Suprio, kadar yang memungkinkan untuk mematikan nyamuk dan sarangnya itu yakni jenis cairan pestisida sinob dan jenis aikon. Ia menguraikan kebalnya nyamuk itu dikarenakan keseringan antisipasi nyamuk dengan menggunakan cara fogging.

“Di musim penghujan ini, kami memang meminimalisir penggunaan fogging, kami menekankan kepada warga untuk meningkatkan kegiatan PSN di lingkungan masing-masing, hal itu juga sesuai dengan surat dari bupati untuk menggiatkan warga terhadap PSN,” ungkapnya.

Sementara itu, penderita chikungunya yang menyerang puluhan penduduk di Dukuh Kerdukepik dan Salak di Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri, beberapa waktu lalu kondisinya berangsur membaik. Semakin turunnya wabah penyakit tersebut disinyalir karena kegiatan kerja bakti yang disertai pemberantasan sarang nyamak (PSN).

Penuturan beberapa warga di sekitar lingkungan Salak, Giripurwo, mengatakan jika perkembangan nyamuk sudah berhenti. Saat ini tidak ada warga baru yang terkena chikungunya. Sedangkan kondisi warga yang terserang chikungunya beberapa hari terakhir ini mulai membaik dan telah kembali beraktivitas.

Salah seorang warga di lingkungan Salak, Sarutomo, 62, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Minggu (8/12/2013), menjelaskan warga di lingkungan sekitarnya telah melakukan kerja bakti dengan tujuan mengantisipasi perkembangan nyamuk. Hal itu dilakukan dengan cara menghitung jentik nyamuk yang ditemukan di lingkungan sekitarnya.

“Adanya serangan chikungnya itu berasal dari Kerdukepik karena nyamuk merambat ke sini. Tetapi beberapa hari lalu, warga telah rutin sejak dulu melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan dan melakukan pemberatasan sarang nyamuk,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya