SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 37 kasus demam berdarah (DB) terjadi di 11 kecamatan di Kabupaten Wonogiri sejak awal tahun ini. Angka itu tercatat hampir dua kali lipat dibandingkan kejadian DB selama 2012 yang hanya 13 kasus.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Suprio Heryanto, mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, Widodo, mengatakan jumlah kejadian DB sepanjang 2013 memang di luar prediksi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Tahun ini, kejadian DB menyebar di 11 kecamatan, di antaranya Wonogiri, Selogiri, dan Baturetno, dan menimpa hampir semua tingkat usia. Untungnya, tidak ada penderita DB yang meninggal dunia.

“Kejadiannya meningkat tajam, sampai hampir akhir Agustus sudah 37 kasus. Kondisi cuaca, hujan yang berkepanjangan, jelas menjadi faktor penyebab, selain kondisi kebersihan yang kurang terjaga. Untungnya penderita tidak ada yang sampai meninggal dunia,” jelas Suprio, kepada Solopos.com, di ruang kerjanya, Kamis (22/8/2013).

Peningkatan kejadian DB sudah disikapi dengan menginstruksikan Puskesmas untuk menggenjot pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di kalangan masyarakat. Selain itu, Suprio melanjutkan pihaknya telah mendapat tambahan dana untuk pelaksanaan fogging senilai Rp43 juta dari biaya tak terduga (BTT). Dana ini di samping untuk mengkover kebutuhan fogging selama Juli, juga untuk cadangan jika pada bulan Oktober, November, dan Desember mendatang terjadi peningkatan kasus DB.

Menurut Suprio, berdasarkan pengalaman beberapa tahun ini, pada tiga bulan tersebut kasus DB selalu meningkat. Kendati demikian, tren tersebut belum pasti terjadi tahun ini mengingat kondisi cuaca pada tahun 2013 tidak bisa ditebak.

“Sekarang saja, bulan Agustus baru mulai kemarau. Tidak tahu apakah Oktober nanti sudah memasuki musim hujan. DB biasanya merebak di musim hujan,” imbuh dia.

Sementara itu, mengingat pengalaman dana fogging tahun 2013 kurang, pada tahun 2014 mendatang DKK Wonogiri telah mengusulkan dana Rp90 juta untuk keperluan tersebut. Dana itu untuk mengantisipasi jika tahun depan kejadian DB dan chikungunya kembali banyak muncul.
Usulan dana itu sudah mendapatkan persetujuan DPRD Wonogiri dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2014.

Camat Wonogiri, Bambang Haryanto, mengakui Selogiri merupakan daerah endemis DB. Letak kecamatan ini yang berada di perbatasan meningkatkan peluang lalu lalang orang sehingga kemungkinan tertular DB juga makin besar. Bambang menilai banyaknya kejadian DB tahun ini tidak lepas dari berkurangnya koordinasi antara pihak teknis, dalam hal ini Puskesmas, dengan pemerintah kecamatan dan desa/kelurahan terkait tindakan mencegah DB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya