SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, BOYOLALI–Isu penularan penyakit middle east respiratory syndrome (MERS) yang berasal dari kawasan Timur Tengah sejak awal Mei ini, ternyata tak menyurutkan minat masyarakat Indonesia untuk menjalankan ibadah umroh maupun haji. Hingga saat ini, jumlah keberangkatan jemaah umroh ke Arab Saudi diakui tetap tinggi.

Mengantisipasi adanya pasien terduga virus MERS yang ditemukan di Kabupaten Boyolali, RSUD Pandan Arang telah melakukan persiapan dini. Setidaknya tiga ruang isolasi disiapkan untuk penanganannya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Direktur Utama (Dirut) RSUD Pandan Arang Boyolali, Endang Sriwidati, mengemukakan sejauh ini belum ditemukan kasus pasien suspect MERD di wilayah Kota Susu.

“Tapi langkah antisipasi tetap terus dilakukan seperti penanganan penyakit menular umumnya,” kata Endang saat dimintai informasi wartawan, Rabu (14/5/2014).
Disebutkan dia, pihaknya menyiapkan tiga ruang isolasi, salah satunya sengaja di tempatkan di di instalasi gawat darurat (IGD). Dengan harapan jika ada pasien yang baru masuk dan diketahui menderita suspect MERS bisa segera dilakukan penanganan secara cepat sesuai prosedur.

“Kalau ditemukan ada pasien langsung kami tangani di ruang isolasi IGD. Ruang isolasi untuk pasien gawat MERS  di IGD ini juga lengkapi dengan alat bantu pernapasan, ” jelasnya.

Rawat Inap

Jika pasien gawat MERS memerlukan rawat inap, RSUD Pandan Arang menyiapkan dua ruang di Sal Merbabu dan Sal Merapi. Dalam ruang isolasi, selain dilengkapi berbagai fasilitas peralatan medis, di antaranya oksigen dan monitor perekam, petugas perawat yang menangani pasien juga mengenakan seragam khusus. Fasilitas untuk kamar isolasi tersebut harus kedap atau tekanan negatif.

“Jadi semua udara disalurkan ke alat penyaring sehingga terbebas virus ini. Selain itu, para perawat yang akan masuk dalam ruang isolasi juga menggunakan pakaian khusus, seperti memakai masker muka dan kaca mata,” bebernya.

Di sisi lain, merebaknya isu sindrom virus MERS tersebut,  tidak berdampak terhadap para jamaah yang hendak umroh. Mereka menilai hal tersebut hanya isu. Bahkan,  hingga saat ini belum ada larangan dari pemerintah.

“Pekan ini saja, sudah lima kali pemberangkatan atau sekitar 3.000 jamaah berangkat umroh. Para jamaah rata-rata tidak memikirkan hal itu,” kata H. Pariadi, salah satu pengelola biro perjalan wisata dan umroh di Boyolali saat ditemui terpisah, Rabu.

Namun Pariadi mengingatkan, bahwa Mei ini adalah awal musim panas, para jamaah hendaknya juga mempersiapkan diri secara fisik termasuk melakukan imunisasi.

“Kalau memang siap lahir batin silakan berangkat, karena itu keyakinan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya