Soloraya
Kamis, 29 Desember 2022 - 09:54 WIB

Wabah PMK Jadi Salah Satu Faktor Penurunan Jumlah Sapi Perah di Boyolali

Nova Malinda  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sapi perah di Boyolali. (Jatengprov.go.id)

Solopos.com, BOYOLALI —Pemerintah daerah terus mengupayakan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk menanggulangi serangan wabah PMK yang menjangkit sapi-sapi di Boyolali.

Kepala Bidang Usaha Peternakan dan Kesmavet, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Gunawan Andriyanta, menjelaskan sesuai data terbaru tercatat sekitar 94.698 ekor sapi perah yang dikelola oleh keluarga peternak sapi perah yang tersebar di seluruh Kabupaten Boyolali, tersisa 62.387 ekor sapi perah akibat wabah PMK.

Advertisement

“Kondisi ini bukan saja berdampak pada kesejahteraan peternak tetapi juga mempengaruhi ketersedian pasokan susu sebagai bahan baku,” jelasnya dalam rilis, Rabu (28/12/2022).

Gunawan menjelaskan Kabupaten Boyolali memproduksi 51,56 juta liter susu per tahun pada 2021, atau sekitar 60% dari produksi seluruh provinsi Jawa Tengah. Wabah PMK itu, kata Gunawan, mempengaruhi ketersediaan pasokan susu sebagai bahan baku.

Advertisement

Gunawan menjelaskan Kabupaten Boyolali memproduksi 51,56 juta liter susu per tahun pada 2021, atau sekitar 60% dari produksi seluruh provinsi Jawa Tengah. Wabah PMK itu, kata Gunawan, mempengaruhi ketersediaan pasokan susu sebagai bahan baku.

Oleh karena itu pemerintah daerah menggandeng sejumlah stakeholders dalam menekan penyebaran wabah PMK, salah satunya Sari Husada. Gunawan mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Sari Husada untuk mendukung pemerintah Kabupaten Boyolali dan Sleman dalam mengatasi wabah PMK melalui proses edukasi, penanganan medis dan vaksinasi.

“Kami mengapresiasi yang dilakukan Sari Husada karena telah turut membantu penanganan dan pemulihan kondisi kesehatan ternak. Pemulihan produksi susu segar yang baik secara kualitas dan stabil dari kuantitas akan saling membawa manfaat yang baik bagi swasta maupun peternakan rakyat”, jelas Gunawan.

Advertisement

Vaksinasi ini bertujuan membentuk resistensi ternak terhadap infeksi PMK, sehingga dapat mempertahankan kondisi kesehatan hewan yang menjadi dasar dalam usaha peternakan rakyat.

Adapun sejak Mei 2022, kegiatan ini berhasil mengedukasi sejumlah 317 peternak, menyediakan penanganan medis bagi 199 ekor sapi, dan melaksanakan vaksinasi untuk 150 ekor sapi.

Selain itu, Pemerintah Boyolali secara komprehensif juga telah melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang bahaya wabah ini, dengan memberikan penanganan medis melalui Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) dan pelaksanaan vaksinasi bersama seluruh pemangku kepentingan.

Advertisement

Ketua Satuan Tugas PMK, drh. Aris Haryanto, menyebutkan bahwa PMK menjadi salah satu penyakit menular pada hewan yang paling ditakuti oleh negara-negara di dunia, karena penularannya yang sangat cepat dan dampak ekonomi yang besar. Oleh karena itu penanganannya harus dilakukan dengan pendekatan Pentahelix, kata Aris, yakni saling berkolaborasi antara Akademisi, Pemerintah, Swasta, Media dan Masyarakat.

“Beberapa peternak mungkin mengalami keterbatasan akses terhadap tenaga kesehatan, obat, vitamin, dan vaksinasi. Sehingga peran aktif Sarihusada dalam memfasilitasi usaha bersama antara tenaga kesehatan hewan, pemerintah, dan peternak adalah tepat,” jelas dia.

Sebagai informasi, pada Selasa (27/12/2022), Satuan Tugas PMK memvaksinasi di peternakan binaan Sari Husada di Dukuh Banyusri, Kelurahan Jemowo, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif