SOLOPOS.COM - Wakil Bupati Sragen H. Suroto (kiri) berdialog dengan Ketua Umum PKB A. Muhaimin Iskandar saat tiba di Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Sabtu (10/12/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Wakil Bupati (Wabup) Sragen, Suroto, mengklaim menggerakkan 250 mantan kepala desa (kades) se-Kabupaten Sragen untuk jadi sukarelawan politik bagi PKB.

Pernyataan Surtono itu disampaikan saat berpidato di hadapan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), A. Muhaimin Iskandar, Sabtu (10/12/2022). Cak Imin, sapaan Muhaimin, hadir ke Sragen dalam kegiatan Rembuk Tani yang digelar di Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Situasi perpolitikan di Sragen masih kondusif. Kami mewakili keluarga besar PKB, meskipun terbatas tetapi kami bisa mewarnai di Sragen. Saya belum pernah menolak aspirasi yang datang. Kami melayani seluruh kegiatan NU [Nahdlatul Ulama] dari level ke level. Mantan kades sebanyak 250 orang dikumpulkan agar bisa mewarnai politik di Sragen. Mereka punya hak politik,” ujar Suroto yang juga politikus PKB.

Dia mengungkapkan para mantan kades saat ini memiliki badan hukum. “Ketika mereka bergerak dalam politik tidak ada larangan apa-apa. Sekarang kemampuan Sragen tidak hanya PKB dan NU tetapi juga ada sukarelawan mantan kades,” jelasnya.

Baca Juga: Berkunjung ke Sragen, Cak Imin Disambut Berbagai Keluhan Petani

Dalam forum yang sama, anggota DPR dari Fraksi PKB, Luluk Nur Hamidah, berharap Cak Imin bisa menjadi calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) di Pemilu 2024. Dia menyebut Cak Imin sudah menunjukkan sikap keberpihakan kepada petani dan nelayan lewat beragam unggahan nya di media sosial.

“Persoalan pertanian, seperti impor beras bisa didialogkan dengan beliau. Saya menyampaikan update bahwa selama 2020-2022, total aspirasi yang saya berikan kepada warga di Dapil Jateng 4 mencapai Rp93,5 miliar. Khusus di 2022, aspirasi di Sragen saja mencapai Rp15,448 miliar. Para petani yang banyak menerima manfaat dari aspirasi kami, seperti untuk pertanian, peternakan, dan nelayan,” ujarnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan produksi padi di Sragen ternyata masuk sembilan terbesar di Indonesia. Dia mengatakan apalagi dengan program IP400 yang bisa panen empat kali dalam setahun. Persoalan hulu yang dihadapi petani, ujar dia, berkaitan dengan pupuk yang bahan bakunya masih impor dari Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Incar Hattrick Kemenangan, PDIP Sragen Optimistis Sapu 50 Persen Kursi

Sementara itu, Cak Imin bersyukur atas adanya dana desa (DD) yang menjadi langkah awal saat menyusun Undang-Undang Desa. Dia menyampaikan dulu ahli keuangan tidak percaya desa bisa mengelola dana besar. Setelah berjalan ternyata desa memang mampu mengelola DD itu dengan baik.

“Saat saya bertemu dengan para kades di Jateng dan DIY, saya tanya kemampuan mereka mengelola anggaran itu sampai berapa? Mereka menjawab bisa Rp5 miliar-Rp6 miliar. Kalau dengan dana segitu, saya kira tidak usah mengubah UU. Tinggal presiden punya political will bisa memberi DD sampai Rp5 miliar per desa,” jelasnya.

Dia berpendapat pembangunan dari desa itu bisa menjadi model pembangunan nasional. Dia melihat 70% peredaran uang di Indonesia itu ada di Jakarta. Di Ibu Kota itu, ujar dia, orang makan sekali itu bisa habis Rp3 juta-Rp4 juta.

Baca Juga: Disebut Kades Sebagai Cabup Sragen, Bowo Masih Mengelak

“Pembangunan daerah desa ini lebih cepat dan dimulai dari rakyat. DD ini bisa memenuhi kebutuhan dasar infrastruktur dan ekonomi kreatif,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya