SOLOPOS.COM - Kondisi Pasar Tanggul saat ini (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Kondisi Pasar Tanggul saat ini (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Kondisi Pasar Tanggul saat ini (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Aktivitas jual-beli di sebuah bangunan pasar pinggir di Jl. R.E. Martadinata, Rabu (23/10/2013) siang, tak begitu ramai. Hanya beberapa orang terlihat hilir mudik masuk ke pasar yang menjajakan aneka macam makanan dan pakaian tersebut.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Di dalam pasar, los pedagang tak begitu ramai didatangi pembeli. Bahkan, diantara pedagang terlihat asyik bersenda gurau melepas penat atas sepinya orang. Ya, itulah gambaran sekilas kondisi Pasar Tanggul, Kampung Sewu, Jebres.

Lokasi Pasar Tanggul terletak di pinggir jalan besar, namun belum tentu setiap pengguna jalan mengetahui persis lokasi pasar yang berdiri era 1978-an.

Sebab, bangunan pasar menjorok ke dalam layaknya memasuki lorong. Yang terlihat dari jalan yakni atap kios yang terbuat dari asbes dan seng.

Pasar Tanggul telah mengalami beberapa kali renovasi. Terakhir, renovasi dilakukan pada 2012 lalu. Dari keterangan pedagang, renovasi bakal berlanjut 2014 mendatang.

“Setahu saya, pasar ini mau direnovasi. Untuk dijadikan mal saya tidak tahu. Dan kami tegas menolak,” jelas salah seorang pedagang, Anik, saat ditemui Solopos.com, di lokasi, Rabu.

Anik tidak bisa membayangkan, bagaimana nasib pedagang tradisional kelak setelah adanya rencana Pemkot membangun mal di atas bangunan pasar tradisional yang selama ini menjadi tumpuan hidup ratusan pedagang.

“Dalam kondisi seperti ini saja masih sepi, masak mau disatukan dengan mal. Apa tidak nambah nelangsa nasib pedagang tradisional. Biar seperti ini saja, kami juga enggak apa-apa,” jelas dia.

Informasi dari sumber Solopos.com, konsep bangunan Pasar Tanggul akan dibuat dua lantai dengan underground sebagai lokasi parkir. Lantai atas bakal dimanfaatkan untuk kuliner, sedangkan lantai pertama tetap digunakan untuk jualan aneka macam barang dagangan, mulai dari makanan, bumbon hingga pakaian.
“Pokoknya saya minta jangan digabung dengan mal. Pasti kami pedagang pasar tradisional yang kalah. Selisih harga Rp25, pembeli lebih senang memilih mal,” papar pedagang makanan, Rini, asal Mojosongo, Jebres.

Rini menceritakan, kondisi pasar sepi setelah lewat pukul 12.00 WIB. Keramaian pasar bisa ditentukan pada hari besar-besar Islam, seperti menjelang Hari Raya Lebaran dan Hari Raya Idul Adha.

Kepala Pasar Tanggul, Joko Subeno, mengatakan luas pasar sekitar 2.400 meter persegi yang terdiri dari 10 kios dan 145 los.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya