Soloraya
Kamis, 2 Mei 2013 - 08:51 WIB

Wacana Penambahan Kuota Impor Daging Jadi Tantangan Boyolali

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penjual tengah menjajakan daging sapi. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi seorang penjual menjajakan daging sapi di pasar. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI--Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali optimistis ketersediaan daging sapi dari wilayah tersebut mampu mencukupi kebutuhan baik di dalam wilayah maupun sejumlah wilayah yang menjadi tujuan pemasaran daging dari wilayah itu.

Advertisement

Wacana penambahan kuota daging sapi impor yang sempat dikemukakan Menteri Perdagangan (Mendag), Gita Irawan Wirjawan, saat berkunjung di beberapa kabupaten/kota di Soloraya, belum lama ini.

“Sebenarnya untuk persentasenya masih bisa diperhitungkan. Sampai saat ini kami menilai ketersediaan daging sapi di Boyolali, khususnya, maupun di beberapa wilayah lain, normal,” ungkap Kepala Disnakkan Boyolali, Dwi Priyatmoko ketika ditemui wartawan di Gedung DPRD setempat, Rabu (1/5/2013).

Dwi meyakini sejauh ini pasokan daging mencukupi meskipun harga di pasaran stabil tinggi. Menurut dia, hal itu tinggal bagaimana pengaturan tentang distribusi daging sapi tersebut.

Advertisement

“Ya sekarang tinggal pengaturan distribusinya. Dalam rakornas [rapat koordinasi nasional] beberapa waktu lalu memang sempat dibicarakan mengenai supply dan demand antardaerah agar bisa dikoordinasikan. Namun untuk Boyolali sendiri, pendistribusiannya termasuk salah satu daerah yang dinilai bagus,” terangnya.

Disebutkan Dwi, pemotongan sapi untuk menghasilkan daging sapi di wilayah Boyolali rata-rata mencapai 25 hingga 30 ekor setiap harinya. Dwi menilai jumlah tersebut potensial untuk memenuhi kebutuhan daging di Boyolali dan beberapa daerah lain. Belum lagi, potensi penambahan sapi di Boyolali rata-rata sekitar 4.000 hingga 5.000 ekor per bulan.

“Potensi kelahiran sapi rata-rata bisa mencapai 4.000 hingga 5.000 ekor per bulannya. Misalnya di Ngemplak, dengan jenis sapi yang mampu menghasilkan daging dengan kualitas yang cukup baik,” katanya.

Advertisement

Menyikapi wacana penambahan kuota daging sapi impor tersebut, Dwi mengatakan hal itu merupakan tantangan bagi Boyolali untuk bisa menghasilkan atau memproduksi daging sapi berkualitas yang mampu bersaing dengan daging sapi impor tersebut.

Sedangkan terkait harga, Dwi mengakui harga daging sapi di pasaran saat ini dapat dipengaruhi berbagai faktor. Pihaknya tidak menampik tingginya harga daging sapi bisa jadi karena faktor adanya permainan di kalangan pedagang sendiri. Sementara produksi daging sapi di Kabupaten Boyolali, rata-rata sekitar 10.300 ton per tahun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif