Soloraya
Jumat, 13 Mei 2022 - 16:22 WIB

Wacana Sterilisasi Sekolah dari PKL Direspons Negatif, Ini Kata Bupati

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati. (Istimewa/Diskominfo Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, tak menjawab secara pasti soal respons negatif sejumlah pihak terhadap wacana yang ia lontarkan. Wacana itu yakni sterilisasi sekolah dari pedagang kaki lima (PKL) untuk mencegah penularan hepatitis akut.

Tetapi, Bupati ingin ada edukasi terhadap PKL untuk memproduksi makanan yang sehat. Sebelumnya, wacana untuk mensterilkan sekolah dari para PKL kemudian mendapat penolakan dari PKL dan respons negatif dari kalangan anggota DPRD Sragen.

Advertisement

“Kalau PKL ditanya tentang kebijakan sterilisasi sekolah dari PKL jelas keberatan. Semua usaha itu akan ada risikonya. Ini untuk melindungi anak-anak,” Kata Bupati Yuni, sapaan akrabnya, saat ditemui wartawan di Setda Sragen, Jumat (13/5/2022).

Ia menilai PKL bisa diedukasi untuk memproduksi makanan yang sehat. Pemkab memiliki dana untuk edukasi dan pelatihan kepada UMKM [usaha mikro kecil, dan menengah] termasuk PKL. Bila nanti ada yang memenuhi standardisasi makanan sehat, maka PKL itu bisa berjualan di sekolah.

Ia menambahkan, untuk pencegahan penyebaran hepatitis akut harus dilakukan penguatan internal dan eksternal sekolah. Secara internal, anak-anak dibekali makanan dari rumah sehingga tidak tergiur untuk jajan.

Advertisement

Baca Juga: Wacana Sterilisasi Sekolah dari PKL di Sragen Dinilai Kurang Bijak

Kantin sekolah diedukasi untuk menyediakan makanan yang sehat. Secara eksternal, para PKL diedukasi untuk menjual makanan atau minuman yang higienis baik penyajian, pembuatan, dan bahannya.

Yuni mengatakan PKL perlu diedukasi dan dilatih tentang standar baku mutu produknya. Seperti penggunaan minyak goreng yang dibatasi, kandungan jajanan yang sehat daln lain-lain.“Jual makanan harus sehat buat anak-anak didik kita. Bersih itu menjadi kunci penting, baik dalam hal penyajian, pembuatan, dan bahannya,“ ujar Bupati.

Advertisement

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, dr. Hargiyanto, mengaku pemeriksaan makanan yang dijajakan pedagang sebenarnya sudah sering dilakukan. Pemeriksaan sebatas untuk mengetahui kandungan jajanan yang dijual, bukan untuk mencegah hepatitis.

Baca Juga: Wacana Sterilisasi Sekolah dari PKL di Sragen Dinilai Kurang Bijak

“Kalau pemeriksaan seperti di pasar untuk mengetahui kandungan formalin pada bakso itu bisa dilakukan. Itu pemeriksaan makanan dari bahan yang berbahaya agar orang terbiasa hidup sehat atau membentuk budaya sehat, bukan kemudian langsung ke pencegahan hepatitis akut,“ jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif