SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam berdarah. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, KLATEN — Tujuh warga Klaten meninggal dunia akibat terserang penyakit demam berdarah dengue atau DBD dalam kurun waktu dua bulan pertama 2023. Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten meminta warga terus menggalakkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Kepala Dinkes Klaten, Cahyono Widodo, mengatakan hingga pekan ketujuh 2023, ada 68 kasus DBD dengan angka kasus kematian mencapai tujuh orang. Dia membenarkan angka kematian itu termasuk tinggi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Tingginya curah hujan ikut memengaruhi faktor meningkatnya kasus DBD. Hujan berpotensi menimbulkan genangan yang menjadi area perkembangbiakan nyamuk termasuk nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit DBD.

“Saat ini curah hujan masih tinggi. Berbeda dengan tahun lalu, saat ini hampir setiap hari hujan dan hujannya gerimis,” jelas Cahyono saat ditemui Solopos.com di Pendapa Pemkab Klaten, Kamis (2/3/2023).

Guna mencegah kasus demam berdarah, Cahyono mengimbau warga Klaten untuk waspada dengan terus melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Kegiatan yang dimaksud yakni secara rutin membersihkan tempat penampungan air dari jentik-jentik nyamuk.

“Selalu melakukan PHBS [perilaku hidup bersih dan sehat], menjaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi. Kader Jumantik [juru pemantau jentik-jentik] saat ini juga masih aktif dan memantau di wilayah masing-masing,” kata dia.

Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Dinkes Klaten, Wahyuning Nugraheni, menjelaskan tujuh warga yang meninggal karena demam berdarah itu berasal dari kalangan umur beragam. Dari data yang diterima Solopos.com, ada dua kasus kematian pada anak usia 6-12 tahun.

Kemudian tiga kasus kematian pada usia 13-16 tahun dan dua kasus kematian pada usia di atas 16 tahun. Kasus kematian akibat DBD dua bulan terakhir berasal dari enam kecamatan yakni Gantiwarno (1 orang), Juwiring (1 orang), Kebonarum (1 orang), Pedan (1 orang), Polanharjo (1 orang), dan Ngawen (2 orang).

Kasus warga Klaten meninggal dunia karena DBD selama dua bulan di awal 2023 yakni pekan kedua (1 orang), pekan ketiga (1 orang), pekan keenam (4 orang), dan pekan ketujuh (1 orang).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya