SOLOPOS.COM - Kondisi Kantor Desa Troketon, Kecamatan Pedan, Klaten, Jumat (24/12/2021). (Solopos-Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Kantor Desa Troketon, Kecamatan Pedan, Klaten, dan sekitarnya menjadi kawasan langganan banjir saat musim hujan tiba sejak tahun 2013. Pemdes setempat mengaku terus mencari akal guna menanggulangi banjir tahunan tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Kantor Desa Troketon kali terakhir dilanda banjir, Kamis (23/12/2021) malam. Saat itu, air hujan yang menggenangi kawasan kantor desa setinggi kurang lebih 25 cm. Genangan air muncul karena di Troketon dan sekitarnya dilanda hujan deras sejak Kamis sore.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Air mulai masuk ke kantor desa pada Kamis  pukul 17.30 WIB dan langsung surut di tengah malam. “Memang di sini menjadi langganan banjir. Setahu saya sejak tahun 2013. Lokasi di sini kan lebih rendah dibandingkan di sebelah kanan dan kirinya. Di selatan itu ada Sungai Troketon yang saat hujan, airnya meluap ke arah kantor desa. Di sini juga memperoleh limpahan air dari arah Cetan/Batur. Di bagian utara, yakni di daerah Alas, airnya juga ke sini kalau hujan,” kata Kepala Desa (Kades) Troketon, Kecamatan Pedan, Sunaryo, saat ditemui Solopos.com, di kantornya, Jumat (24/12/2021).

Baca juga: Rumpun Bambu Rimbun Picu Banjir Besar di Klaten

Selain menggenangi kantor desa, lanjut Sunaryo, luapan air hujan juga menggenangi tiga rumah warga. Hal itu termasuk jalan utama di depan kantor desa, yakni Jalan Pedan-Juwiring.

“Kami sudah memperbaiki saluran drainase yang ada di depan [pinggir Jalan Pedan-Juwiring]. Mestinya, aliran air itu mengarah ke selatan. Tapi saat sampai di kawasan Sobayan [Kecamatan Pedan], airnya mampet. Ini sedang ditinjau dari pemerintah kecamatan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) Klaten. Semoga segera ada solusi,” katanya.

Mengajukan Proposal

Sunaryo mengatakan hasil musyawarah di internal pemdes pernah muncul opsi untuk meninggikan bangunan di kantor desa. Hal tersebut ditujukan agar posisi kantor jauh lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya, termasuk Jalan Pedan-Juwiring. Dengan demikian, luapan air hujan tak akan menggenangi kantor desa di waktu mendatang.

Baca juga: Pengungsi Banjir Klaten Mulai Terkena Penyakit

Cuman kebutuhan untuk meninggikan bangunan ini sangat besar. Kami pun sudah mengajukan proposal ke pemerintah pusat agar memperoleh bantuan keuangan [senilai Rp450 juta]. Tapi, kami enggak tahu juga cairnya kapan?” katanya.

Camat Pedan, Marjana, mengatakan di wilayahnya terdapat dua desa yang sering kebanjiran. Masing-masing desa itu, yakni Desa Troketon dan Desa Kalangan.

“Banjir di Pedan ini karena luapan air hujan. Di Troketon, gorong-gorongnya kecil sehingga tak bisa menampung volume air dalam jumlah banyak. Saat Kamis malam itu, daerah yang terdampak banjir hanya di Troketon dan Kalangan. Di Troketon ada rumah warga yang terdampak banjir. Di Kalangan hanya jalan dan sawah. Meski sering dilanda banjir, surutnya air sangat cepat,” katanya.

Baca juga: Bikin Nyesek, Warga Klaten Ini Jemur 2 Laptop yang Terendam Banjir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya