SOLOPOS.COM - Mayoritas kios pedagang tutup di Pasar Pucangsawit, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo, Minggu (3/4/2022). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Pasar Pucangsawit di Kelurahan Pucangsawit, Jebres, Solo, yang merupakan tinggalan era Wali Kota Joko Widodo atau Jokowi kini kondisinya sepi baik penjual maupun pembeli. Masa depannya pun belum jelas karena belum ada solusi untuk meramaikan pasar tersebut.

Dinas Perdagangan serta Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Pucangsawit pernah dua kali beraudiensi untuk meramaikan pasar. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Minggu (3/4/2022) siang, hanya enam dari total 16 kios sisi depan yang buka. Kondisi tak jauh berbeda terlihat di sisi barat maupun timur di mana mayoritas kios juga tutup.

Baca Juga: Curhat Pedagang Pasar Pucangsawit Solo Tak Balik Modal hingga Pilih Hengkang

Pada sisi barat pasar tinggalan era Wali Kota Solo Jokowi itu hanya Warung Makan Lestari yang buka. Sementara sisi timur satu bengkel dinamo. Kondisi lebih sepi tampak di area dalam pasar, seperti di lantai dasar maupun lantai II. Hanya ada satu pedagang kuliner di lantai II Pasar Pucangsawit.

Salah satu agen elpiji di Pasar Pucangsawit, Suyoto AR, 59, menjelaskan lebih kurang hanya 10 pedagang yang aktif berjualan setiap hari. Kondisi pasar yang diresmikan Wali Kota Solo, Joko Widodo, pada 2011 tersebut sepi beberapa tahun terakhir.

Suyoto mengatakan Pemkot Solo waktu itu ingin setiap kelurahan memiliki pasar tradisional, salah satunya dibangun Pasar Pucangsawit. Pasar Pucangsawit Solo memiliki sejarah berbeda dengan pasar lain karena pedagang yang ada sebelum pembangunan hanya lima sampai enam orang.

Baca Juga: Direlokasi ke Pasar Pucangsawit, PKL Jalan Juanda Minta Jatah Kios

Modal Kuat

Biasanya pedagang tersebut direlokasi/diberikan lapak di pasar yang baru dibangun tersebut, seperti Pasar Notoharjo. “Pedagang [Pasar Pucangsawit] yang masuk membayar untuk mendapatkan surat hak penempatan [SHP] kios dan los. Pedagang harus punya modal yang kuat,” katanya.

Menurutnya, kondisi pasar yang dibangun pada masa pemerintahan Jokowi di Solo itu kian sulit bagi para pedagang yang bertahan sejak adanya pandemi Covid-19. Segala upaya telah dilakukan pedagang untuk meramaikan pasar, antara lain merayakan ulang tahun pasar dan kegiatan pentas seni yang dilakukan mahasiswa di lantai II.

Salah satu pedagang kelapa muda, Jumianingsih, 52, mengaku belum lama menempati kios di sisi depan Pasar Pucangsawit Solo. Sebelumnya ia berjualan di Selter Pucangsawit, lalu tidak memiliki lapak saat selter dirobohkan.

Baca Juga: Pasar Pucangsawit Akan Jadi Pasar Khusus, Seperti Apa?

Ibu dua anak tersebut menyewa kios yang tidak dipakai oleh pemiliknya satu tahun lalu. Ia juga membayar retribusi pasar saban hari. Sementara kondisi pasar sepi sejak pukul 09.00 WIB. Para pedagang sayuran dan ayam pulang saat itu.

“Harapan saya yang punya kios mau membuka usaha. Punya kios namun enggak dibuka buat apa. Hanya bayar karcis tapi enggak buka untuk apa? Kalau semua buka para pengunjung punya pilihan belanja,” jelasnya.

Angkat Potensi UMKM

Ketua LPMK Pucangsawit, Bronto Ary Seno, menjelaskan warga Pucangsawit banyak yang memilih berbelanja kebutuhan pokok ke Pasar Ledoksari dan Pasar Tanggul. Jumlah pedagangnya lebih banyak dan harganya lebih murah.

Baca Juga: 329 Kios dan Los Pasar Pucangsawit dan Panggungrejo Tutup

“Kami berinisiatif menghidupkan lagi pasar dengan menggerakkan UMKM Pucangsawit. Kami telah beraudiensi dengan Dinas Perdagangan [Disdag] Kota Solo sudah kali kedua. Kami diminta menyampaikan konsep,” katanya yang baru menjabat Ketua LPMK satu tahun terakhir.

Dia mengatakan kali terakhir audiensi dengan Disdag Kota Solo beberapa bulan lalu. LPMK masih menunggu kelanjutan upaya menghidupkan Pasar Pucangsawit dari Disdag Kota Solo.

Baca Juga: PKL JL Ir Juanda Enggan Pindah ke Pasar Pucangsawit

Adapun sejumlah potensi UMKM Kota Solo beragam, antara lain kerajinan belangkon, industri tahu, mebel, dan untir-untir. Sejumlah potensi seni, antara lain keroncong. LPMK memiliki angan-angan menyatukan potensi tersebut di pasar.

Namun, kata Bronto, ada sejumlah tantangan berat untuk menghidupkan Pasar Pucangsawit, antara lain lokasinya di pojokan. sisi timur merupakan Sungai Bengawan Solo/luar kota dan jumlah pedagang yang sedikit sejak awal pembangunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya