SOLOPOS.COM - Ilustrasi membatik. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah perajin batik di Kota Solo mengeluhkan harga bahan baku yang naik dalam dua bulan terakhir. Mereka meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berburu solusi bersama atau memberikan subsidi agar industri kecil batik bisa terus beroperasi di tengah Pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (Diskop UKM dan Perin) Kota Solo, Wahyu Kristina, mengatakan keluhan tersebut muncul dua kali di Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS) di laman pengaduanmasyarakat.surakarta.go.id. Kenaikan harga bahan baku batik cukup signifikan, dari yang semula Rp12.000 per yar menjadi Rp16.000 per yar.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Baca Juga: Tahukah Anda? Ini 5 Perbedaan Batik Solo dan Jogja

“Persoalan tersebut bakal dibahas di Solo Textile Mart pada Kamis [17/3/2022] di Hotel Swiss-Bellin. Kegiatan tersebut merupakan forum diskusi yang mempertemukan pelaku industri, pembuat kebijakan, dan stakeholder sumber daya industri tekstil,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Minggu (13/3/2022) sore.

Dari pertemuan itu, imbuhnya, pihak-pihak terkait diharapkan bisa memberikan tanggapan atas persoalan industri tekstil saat ini. Persoalan kenaikan harga bahan baku batik di Solo menjadi salah satu yang akan dibahas dan forum itu diharapkan memberi solusi.

Baca Juga: Kritik Pameran Awul-Awul, Pengusaha Batik Solo Ini Dibilang Kemayu

Solo Textile Mart

Ina, panggilan akrabnya, mengatakan kelangkaan dan kenaikan harga bahan baku batik tersebut tidak terjadi di Solo mengingat industri bahan baku batik jamaknya dari Soloraya dan daerah lain. Namun, kenaikan harga dirasakan oleh industri batik Kota Solo.

“Mumpung ada kegiatan Solo Textile Mart yang mendatangkan perwakilan dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan, siapa tahu ada kebijakan nasional yang membuat harga bahan baku batik menjadi stabil kembali. Kami enggak bisa mencarikan subsidi tapi siapa tahu bisa menjadi penghubung industri bahan baku batik dalam diskusi itu,” tuturnya.

Baca Juga: Wah, Wayang dan Batik Masuk Materi Workshop Pertemuan G20 di Solo

Solo Textile Mart yang digelar kali kedua tersebut bakal mengundang 150 peserta yang terdiri dari 100 IKM batik dan turunannya di Soloraya. Selain itu juga dari perwakilan industri tekstil, dinas yang membidangi perindustrian, perdagangan, pertanian, kemudian dari Kadin, Hipmi, Apindo, dan API.

“Kami akan memamerkan canting digital yang saat ini disimpan di IKM, kemudian digital bordir. Acara ini untuk menyambut Trade Industry and Investment Working Group [TIIWG] G-20,” ungkap Ina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya