Soloraya
Selasa, 30 November 2021 - 00:53 WIB

Waduh! Separuh Sanggar Seni di Kota Solo Sudah Tidak Aktif, Kenapa Ya?

Ika Yuniati  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan penari dari sanggar tari se-Kota Solo menampilkan tari Budhalan pada rangkaian peringatan Hari Tari se-Dunia di Jalan Jendral Sudirman, Solo, Senin (29/4/2013). Sebanyak 400 penari ambil bagian pada pertunjukan tari massal tersebut. (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, SOLO — Separuh dari seratusan sanggar seni yang ada di Kota Solo saat ini sudah tidak aktif berkegiatan. Mereka terkendala biaya operasional dan pandemi Covid-19 juga turut menambah daftar panjang kelompok seni turut mati suri.

Kepala Bidang Kesenian Sastra dan Bahasa di Dinas Kebudayaan Solo, Suhanto, Senin (29/11/2021), mengatakan telah melakukan pendataan sanggar di Solo. Sebelum pandemi ini ada 50% sanggar yang mati suri. Sementara sisanya masih berkegiatan.

Advertisement

Hal itu disebabkan banyak faktor. Salah satunya yakni tidak adanya biaya operasional. Selain itu, minimnya anggota atau murid sanggar juga jadi pengaruh.

Sanggar seni yang dimaksud Suhanto berasal dari berbagai lini kesenian di Kota Solo. Mulai dari seni tradisional, sanggar seni rupa, dan lainnya. Mereka juga tersebar di hampir semua kelurahan se-Solo.

Advertisement

Sanggar seni yang dimaksud Suhanto berasal dari berbagai lini kesenian di Kota Solo. Mulai dari seni tradisional, sanggar seni rupa, dan lainnya. Mereka juga tersebar di hampir semua kelurahan se-Solo.

Baca Juga: FPKS DPRD Solo: Larang Konsumsi Daging Anjing Tak Harus Buat Perda

Sanggar biasanya diinisiasi seniman yang memang berkomitmen mengembangkan kesenian di Solo. “Ya seniman beneran membuka sanggar sebagai ruang apresiasi seni anak-anak. Tapi kadang terbentur operasional. Atau misal enggak ada anggota, itu yang bikin berhenti aktivitas,” kata Suhanto.

Advertisement

Harus Tombok untuk Operasional

Pemerintah juga mendukung keberadaan mereka dengan menyediakan pendapa kelurahan setempat untuk latihan. Mengingat banyak pula sanggar yang belum memiliki tempat latihan.

“Penginnya ya aktif semua. Tapi kalau untuk mendukung operasional per bulan misalnya, belum ada anggaran. Kami berupaya dengan aktif membuat event, memfasilitasi mereka. Lalu kalau dinas ada acara, kami akan mengundang anggota sanggar. Sifatnya masih stimulan,” terangnya.

Baca Juga: Wow! Penanganan Kawasan Kumuh Kota Solo Jadi Salah Satu yang Terbaik

Advertisement

Seniman yang juga inisiator sanggar seni di Kota Solo, Prawoto Susilo, mengakui butuh usaha lebih untuk menghidupkan kesenian di masa sekarang. Apalagi pada masa pandemi.

Selama ini sanggar memang bergerak mandiri dengan iuran sekadarnya. Kadang juga harus tombok demi bisa mendukung para anggotanya pentas.

“Jadi semangat seperti ini yang memang harus ditumbuhkan terus. Bahkan pas pandemi kemarin kadang masih ada kegiatan agar anak-anak tidak terus lupa dengan kesenian,” katanya.

Advertisement

Sanggar yang didirikan Prawoto di daerah Nusukan, Banjarsari, saat ini sedang proses pendaftaran ke Dinas Kebudayaan. Ia berharap nantinya pemerintah memberikan dukungan penuh pada mereka mengingat sanggar-sanggar yang tumbuh di tingkat kelurahan merupakan bagian penting dari regenerasi seniman Kota Solo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif