SOLOPOS.COM - Petugas mengeluarkan sampah dari boks truk di TPA Ngadirojo, Desa Kerjo Lor, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri (Kamis (13/1/2022). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Tempat pemprosesan akhir atau TPA sampah Ngadirojo di Desa Kerjo Lor, Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri, diperkirakan akan berhenti beroperasi dalam kurun waktu tiga tahun mendatang atau pada 2026. TPA Ngadirojo telah beroperasi sejak 1991 dan merupakan TPA terbesar di Kota Sukses.

Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonogiri, Waris Kadarwanto, mengatakan TPA Ngadirojo menampung sampah dari sebagian besar wilayah Wonogiri mulai dari Pracimantoro, Wuryantoro, Sidoharjo, Tirtomoyo, dan lainnya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dengan luas lahan seluas 8,2 hektare (ha), TPA ini mempunyai tiga zona yaitu zona A, B, dan C. Zona A seluas 3 ha masa pakainya berakhir sejak 2002. Zona tersebut kini sudah direklamasi dan ditanami pepohonan.

Kemudian Zona B seluas 2 ha masa pakainya berakhir pada 2022 lalu. Zona C dengan luas 0,75 ha menjadi satu-satunya zona di TPA Ngadirojo, Wonogiri, yang masih bisa digunakan untuk menampung sampah.

Namun demikian, masa pakai zona ini akan berakhir pada 2026. Sistem pengolahan sampah di TPA Ngadirojo menggunakan sanitary landfill berstandar nasional, yaitu sistem pengolahan yang kedap air, lapisan bawah tempat penampungan sampah dilapisi dengan geomembran.

Dengan demikian air tidak mencemari permukaan tanah. Selain itu ada penangkapan gas metan yang dihasilkan dari sampah. Setiap sampah yang masuk diratakan dan diuruk dengan tanah. Kapasitas total TPA ini sebanyak 576.485 meter kubik. 

“Semakin banyak sampah yang diproduksi maka semakin pendek pula usia pemakaian TPA Ngadirojo ini. Makannya masyarakat punya peran penting untuk turut memperpanjang usia pakai dengan mengurangi penggunaan sampah yang sulit terurai,” kata Waris kepada Solopos.com, Selasa (28/2/2023).

Batas Waktu Pakai

TPA sampah Ngadirojo, Wonogiri, memiliki cakupan layanan lebih dari setengah juta jiwa atau setengah dari total penduduk Wonogiri. Dalam sehari total volume atau jumlah timbulan sampah di TPA yang memiliki cakupan mencapai 770 m3/hari. Namun hanya 227 m3/hari yang bisa dikelola.

Pemkab berencana membangun TPA pengganti di Kecamatan Wuryantoro. TPA Wuryantoro bakal dibangun pada 2024. Kendati demikian, Waris menyampaikan masyarakat perlu sadar betul bahwa TPA pengganti itu juga memiliki batas waktu pakai, yaitu hanya 10 tahun.

Oleh karena itu, masyarakat harus benar-benar bijak dalam produksi dan pengelolaan sampah. Pembangunan TPA baru justru menjadi warning bagi masyarakat agar mengurangi penggunaan sampah. Terutama sampah-sampah yang tidak mudah terurai seperti plastik.

Jika hal tersebut tidak dilakukan, tidak menutup kemungkinan sampah menjadi masalah yang cukup serius dan mencemari lingkungan di Wonogiri. Selain iu, lanjut Waris, DLH Wonogiri juga bakal membangun tempat pengolahan sampah reduse, reuse, dan recyle  atau TPS 3R.

Kecamatan Jatipurno menjadi kecamatan yang akan memiliki TPS 3R pertama di Wonogiri. Pembangunan mulai April 2023. TPS ini dinilai bisa menjadi solusi permanen masalah timbunan sampah dan akan mengurangi timbulan sampah di TPA. 

Kepala Dinas DLH Wonogiri, Bahari, menambahkan selain TPS 3R dan TPA Wuryantoro akan dibangun pula tempat pengolahan sampah terpadu di beberapa wilayah di Wonogiri. Hanya, dia belum menjelaskan banyak terkait rencana pembangunan TPST tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya