Soloraya
Jumat, 17 Maret 2023 - 11:31 WIB

Waduh! Warga Lereng Merapi Boyolali Mulai Terserang Batuk akibat Abu Vulkanik

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PMI Boyolali mengirim bantuan air bersih dan pakan ternak ke Balai Desa Klakah, Kamis (17/3/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Warga di lereng Merapi Boyolali yang terdampak sebaran hujan abu vulkanik erupsi gunung berapi tersebut Sabtu-Minggu (11-12/3/2023) lalu mulai terserang batuk-batuk. Keluhan batuk didominasi para orang dewasa.

Kasi Kesra Desa Klakah, Selo, Boyolali, Sutar, mengungkapkan abu vulkanik telah mempengaruhi kesehatan warga desanya. Ada yang batuk, pilek, hingga infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Advertisement

“Setelah dari Polres mengadakan pengobatan gratis di desa kami, warga berbondong-bondong datang, keluhan penyakitnya batuk dan pilek, ISPA,” ujarnya kepada wartawan saat ditemui Solopos.com di Pos Pantau Jrakah, Kamis (17/3/2023).

Ia mengungkapkan ada 20-30 warga yang berobat di pos kesehatan desa di Balai Desa Klakah. Sutar menyatakan rata-rata usia warga yang mengalami sakit batuk dan pilek akibat hujan abu erupsi Merapi di wilayah Klakah, Boyolali, lebih dari 40 tahun.

Advertisement

Ia mengungkapkan ada 20-30 warga yang berobat di pos kesehatan desa di Balai Desa Klakah. Sutar menyatakan rata-rata usia warga yang mengalami sakit batuk dan pilek akibat hujan abu erupsi Merapi di wilayah Klakah, Boyolali, lebih dari 40 tahun.

“Ada juga warga yang masih di rumah, diberi jamu atau berobat sendiri ke dokter. Untuk anak-anak masih aman karena mereka tidak beraktivitas di luar sebanyak orang tua. Kalau orang tua dampak abu mempengaruhi sekali untuk kesehatan,” kata dia.

Selain dampak abu di bidang kesehatan, dampak abu vulkanik di desanya juga membuat panen gagal total. Ia mengungkapkan tanaman tomat yang telah matang merah menjadi kisut dan layu, membuat petani terancam rugi.

Advertisement

“Dari Polres sendiri sudah membantu pakan ternak baik rumput dan konsentrat, bahan-bahan makanan, pengobatan gratis, terapi healing, dan lain-lain. Terima kasih karena semua telah diberikan ke warga kami,” kata dia.

Waspada Iritasi Mata

Diwawancarai terpisah, Kades Tlogolele, Sungadi, mengatakan laporan terkait gangguan kesehatan warga belum ada. Akan tetapi, di lapangan ia menemukan banyak warga yang mengeluhkan batuk-batuk. Sungadi tak menyebut jumlah pastinya karena ia tak memegang data.

“Termasuk saya sendiri juga batuk-batuk setelah erupsi ini, sama tenggorokan kering. Mudah-mudahan bukan gejala ISPA, dan bukan dari abu, semoga batuk biasa. Semoga juga cepat hujan, sudah hampir seminggu [sepekan] enggak hujan,” kata dia.

Advertisement

Selain batuk, ia juga mengatakan ada keluhan meriang dari warga lereng Merapi wilayah Klakah, Boyolali, yang diduga karena cuaca panas setelah erupsi. Lebih lanjut, ia mengungkapkan belum ada keluhan iritasi mata dari warga Tlogolele.

“Petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan selalu standby di pos kesehatan kami,” terangnya. Sementara itu, petugas kesehatan dari Klinik Bhayangkara Polres Boyolali, dr Grady, mengungkapkan saat pembukaan posko kesehatan di Pos Pantau Jrakah, Kamis, ada 20-30 warga yang datang untuk berobat.

Dari jumlah tersebut, ia menyebutkan ada 3-5 warga yang mengeluhkan batuk-batuk. “Sementara keluhan rata-rata masih pegel linu biasa, mungkin karena pekerjaan sehari-hari. Untuk batuk memang mulai ada, tapi tidak banyak,” terangnya.

Advertisement

Selanjutnya, bagi warga yang mengeluhkan sakit diberikan obat. Misalnya batuk, selain diberi obat juga dipantau perkembangannya. Jika batuk lebih parah, warga akan direkomendasikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Ia mengatakan dari beberapa orang yang memeriksakan diri mengalami batuk tak semuanya sakit karena dampak erupsi Merapi. Ada juga beberapa warga yang sudah sakit sebelum erupsi.

“Biasanya dari debu bisa, karena debu erupsi sifatnya lebih mengganggu atau lebih iritatif. Jadi lebih bermasalah ke pernapasan, otomatis bisa menyebabkan batuk dan pilek. Kalau yang terburuk bisa pneumonia infeksi paru, tapi sementara belum ada indikasi ke situ,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif