Soloraya
Rabu, 2 Maret 2016 - 16:15 WIB

WADUK CENGKLIK BOYOLALI : BBWSBS Pastikan Waduk Cengklik Dikeruk

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga pemancing di dekat pintu air utama Waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak, Boyolali pekan lalu.(Iskandar/JIBI/Solopos)

Waduk Cengklik Boyolali, BBWSBS dipastikan akan mengeruk sedimen Waduk Cengklik dengan anggaran Rp29 miliar.

Solopos.com, BOYOLALI–Setelah tertunda hingga tiga kali tahun anggaran, pengerukan Waduk Cengklik dipastikan dilakukan tahun ini. Pemerintah Pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) telah menyiapkan anggaran senilai Rp29 miliar untuk mengeruk waduk yang berada di wilayah Kecamatan Ngemplak, Boyolali.

Advertisement

Koordinator Perwakilan Balai Wilayah Gandul Balai Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA) Bengawan Solo, Bambang Eko Jatmoko, membenarkan kepastian pengerukan Waduk Cengklik. “Namun kewenangan untuk pengerukan waduk ada di BBWSBS. Memang betul sudah ada anggaran sekitar Rp29 miliar dari pusat untuk pengerukan itu,” kata Bambang, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (2/3/2016).

Bambang hanya menyampaikan harapannya Waduk Cengklik dikeruk maka suplai air ke sungai-sungai yang mengalirkan air ke areal pertanian bisa lebih lancar.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Boyolali, Agung Supardi, juga telah memperoleh kepastian dari instansi terkait bahwa Waduk Cengklik siap dikeruk tahun. “Akhirnya ada kepastian pengerukan setelah beberapa tahun tertunda. Kalau tidak salah sejak Gubernur Jateng masih Pak Bibit Waluyo,” kata Agung, politikus asal Ngemplak, Boyolali.

Advertisement

Wacana pengerukan waduk awalnya berasal dari permintaan masyarakat petani maupun petani karamba yang selama ini memanfaatkan air dari Waduk Cengklik. Selama ini, permasalahan air selalu muncul saat musim kemarau. Debit air dari Waduk Cengklik menyusut drastis saat kemarau. Petani yang selama ini memanfaatkan air dari Waduk Cengklik sering bersitegang dengan petani karamba saat debit air susut.

“Kalau air dialirkan semuanya, ikan di karamba mati. Tetapi kalau tidak dialirkan petani ndak bisa panen. Kan susah? Jadi, kami berharap pengerukan Waduk Cengklik bisa segera dilakukan agar petani bisa panen tiga kali,” kata Agung.

Pengerukan waduk mendesak dilakukan karena sedimentasi pada waduk sudah cukup tinggi. Dia meminta instansi terkait melakukan sosialisasi kepada petani terutama petani karamba terlebih dahulu sebelum pengerukan. “Jadi nanti kalau mau dikeruk setidaknya mereka sudah siap-siap. Misalnya pemilik karamba jangan tebar benih ikan dulu sebelum waduk itu dikeruk.Paling tidak 4 bulan atau 5 bulan sebelumnya,sosialisasi dulu kepada petani.”

Advertisement

Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP3A) Daerah Irigasi Cengklik, Samidi, sering mengadakan dialog dengan Dirjen PSDA Kementerian Pekerjaan Umum terkait rencana pengerukan Waduk Cengklik.

“Kami mencatat, sejak 1970 hingga 2014, sedimentasi Waduk Cengklik mencapai kisaran angka 8 juta hingga 9 juta meter kubik. Jadi harus segera dinormalisasi,” kata Samidi, belum lama ini. Menurut dia, dengan luas areal waduk sekitar 1.957 hektare, waduk itu hanya mampu memberikan persediaan air sebanyak 29,7 juta meter kubik per tahun. Padahal kebutuhan air petani per tahun mencapai 41 juta meter kubik.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif