SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Hal itu diungkapkan Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) IV Perum Jasa Tirta (PJT) I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Winarno Susiladi, saat dihubungi wartawan, Jumat.
Menurut data di PJT, tinggi muka air waduk pukul 06.00 WIB mencapai 135,67 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan pada pukul 11.00 WIB berada di level 135,61 mdpl. Ketinggian air tersebut sempat naik karena hujan deras yang mengguyur Kabupaten Wonogiri, Kamis (23/2) sore. Padahal, ketinggian pada hari sebelumnya yakni Kamis (23/2) pukul 14.00 WIB hanya 135,64 mdpl.
“Pintu masih tetap dibuka dengan pelepasan 200 meter kubik per detik. Baru kali ini pintu bendung dibuka pada debit itu dalam waktu lama. Ini kami lakukan untuk menjaga agar tinggi muka air tetap pada level aman yakni di bawah 135,30 mdpl,” paparnya.
Winarno menyatakan pelepasan dengan debit sebesar itu juga disebabkan kondisi cuaca. Pada Kamis, di bagian hilir yakni di bawah Dam Colo Sukoharjo tidak hujan. Jadi, walaupun debit pelepasan air waduk besar, maka tidak akan terjadi banjir.
Bertambahnya air pada Jumat dibanding Kamis, karena limpahan air dari hujan yang terjadi di hulu yakni wilayah Kecamatan Jatisrono dan Tirtomoyo. Meski hujan tidak merata di semua wilayah, tetapi cukup berpengaruh pada bertambahnya debit air. Untuk saat ini, lanjut dia, keadaan air di Bengawan Solo pun mulai kembali normal setelah Senin hingga Selasa sempat siaga merah.
“Jika intensitas hujan semakin sedikit atau bahkan tidak hujan, maka secara bertahap pelepasan debit air akan kami kurangi hingga mencapai level aman yakni 135,30 mdpl,”pungkasnya. JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP
