Soloraya
Rabu, 25 Januari 2012 - 10:53 WIB

WADUK GAJAH MUNGKUR: Tembok Penghalang Sedimentasi Bakal Dibangun 2012

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

WONOGIRI – Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) akan membangun tembok penghalang sedimentasi dan sampah atau counter measure. Pembangunan itu akan dilakukan di di sisi timur tubuh bendungan Waduk Gajah Mungkur (WGM).
Advertisement

Untuk tahap pertama akan dibuat spillway baru atau pintu pelimpasan air di sisi kanan spillway yang sudah ada. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Prasarana Konservasi BBWSBS, Sumarno, mengatakan pengerjaan pembuatan spillway direncanakan mulai pertengahan bulan Februari 2012.

“Itu sebagai langkah awal untuk penanganan banjir sebagai pintu keluar sedimentasi sebelum menuju intake (saluran pemasok air PLTA-red) yang berada di dekat pintu bendung. Kami berharap, itu lebih efektif sehingga lumpur bisa dibuang sebelum masuk ke pintu bendung,” paparnya, Selasa (24/1/2012). Setelah spillway tersebut dibangun, akan dilanjutkan pembuatan counter measure yang diperkirakan paling cepat akhir tahun 2013. Counter measure itu dibangun dari tepi menuju tengah waduk.

Sumarno menambahkan, penyumbang lumpur terbesar di WGM berasal dari Sungai Keduang yang melintas di wilayah Kecamatan Ngadirojo dan Nguntoronadi. Aliran sungai itu menyumbang hingga 32% endapan lumpur yang terbawa arus air. Lumpur itu merupakan hasil dari longsoran tanah di tepi sungai akibat erosi. “Dalam proyek ini, kami melibatkan konsultan dan supervisor dari Jepang. Beberapa di antaranya telah mengadakan penelitian sedimentasi di waduk. Mereka mengambil sampel lumpur untuk mengetahui asal dari sumbangan lumpur yang paling banyak,” terangnya.

Advertisement

Sebelumnya, di akhir tahun 2009, Korwil PJT I saat itu, Suwartono, berkunjung ke bendungan bersama Gubernur Jateng, Bibit Waluyo. Pembuatan counter measure tersebut dianggap lebih efektif dibandingkan dengan proyek pengerukkan endapan lumpur di WGM. Pasalnya, pengerukan yang dilakukan sekali dalam satu tahun itu menghabiskan dana sekitar Rp2,5 miliar.

Adanya tembok penghalang ini, lanjut dia, akan mengurangi penumpukan sedimentasi di WGM. Sehingga sedimentasi akan terkonsentrasi di bendung Colo, Sukoharjo dan secara rutin pihaknya akan mengeruk endapan sedimentasi di bendung tersebut.

JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif