SOLOPOS.COM - Waduk Ketro Sragen (JIBI/SOLOPOS/Ponco Suseno)

Waduk Sragen diketahui memiliki endapan lumpur yang tinggi. Tiga waduk tersebut adalah Waduk Botok, Waduk Gebyar, dan Waduk Ketro.

Solopos.com, SRAGEN – Endapan lumpur di tiga waduk dari tujuh waduk di Sragen, dalam kondisi tinggi. Lebih dari seperempat volume waduk terisi lumpur.Tiga waduk tersebut adalah Waduk Botok, Waduk Gebyar, dan Waduk Ketro.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Tingginya endapan waduk Sragen disampaikan anggota staf Seksi Operasi Pemeliharaan (OP) dan Pemberdayaan Pengairan Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Edy Widodo, saat dijumpai Solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (9/1/2015).

Menurut Edy, endapan lumpur di tiga waduk di Sragen tersebut mencapai lebih dari seperempat dari total volume waduk.

“Sedimen di Waduk Botok, Waduk Gebyar, dan Waduk Ketro memang cukup parah. Dasar waduk dipenuhi lumpur. Daya tampung air dalam waduk menjadi lebih sedikit tentunya,” ujarnya.

Edy menjelaskan tiga waduk tersebut selama ini menyuplai air irigasi ke sejumlah lahan pertanian di sekitarnya. Volume ketiganya pun terbilang cukup tinggi, perinciannya Waduk Ketro dengan volume 2,611 juta meter kubik, Waduk Gebyar 701.295 meter kubik, dan Waduk Botok sejumlah 513.540 meter kubik.

Kondisi tersebut membuat petani merugi. “Saat musim hujan seperti sekarang, waduk bisa penuh [air]. Namun, jika ada endapan, volume air di waduk menjadi lebih sedikit. Akibatnya, petani yang memanfaatkan air waduk untuk pengairan hanya bisa mendapatkan pasokan tiga per empat volume waduk,” ujar Edy.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pengairan DPU Sragen, Subagiyono, mengatakan endapan lumpur di empat waduk lain di Bumi Sukowati, yakni Waduk Kembangan, Waduk Blimbing Waduk Barambang, dan Waduk Gembong dalam kondisi normal. Menurutnya, solusi untuk mengatasi endapan lumpur di waduk adalah pengerukan secara berkala.

Selain itu, masyarakat juga diminta terlibat dengan menjaga kebersihan jaringan irigasi. “Adanya endapan di waduk itu normal. Kotoran, pasir, dan tanah dibawa oleh aliran air. Namun kalau jumlahnya sudah sampai menganggu ketersedian pasokan air, khususnya untuk pertanian kan sangat disesalkan. Selain pengerukan, menjaga kebersihan jaringan irigasi juga diperlukan untuk mengurangi kototan masuk ke dalam waduk,” terang Subagiyono.

Disinggung mengenai agenda pengerukan endapan lumpur dalam waduk, Subagiyono mengatakan hal tersebut menjadi tanggungjawab Balai Besar Sungai Bengawan Solo (BBSBS) dan Balai Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Bengawan Solo. Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen sudah mengusulkan kepada balai tersebut agar segera melakukan pengerukan.

“Jadi penanganan waduk di Sragen merupakan sharing instansi. Pemilik waduk itu BBWSBS. Sedangkan pengelolanya adalah Balai PSDA. Namun, masyarakat Sragen yang menikmati. Otomatis kami [Pemkab] juga turut serta mengawasi waduk dan penggunanannya,” ungkapnya terkait endapan lumpur di waduk Sragen.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya