Soloraya
Jumat, 13 Mei 2022 - 18:42 WIB

Wadul ke Mentan, Bupati Boyolali: Hewan Terkena PMK Bertambah

Nimatul Faizah  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, saat memberikan pengarahan di Kantor Bupati Boyolali, Jumat (13/5/2022). Selain melakukan kunjungan, Kementerian Pertanian juga memberikan bantuan untuk penanganan PMK di Boyolali. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, memanfaatkan kunjungan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, ke Boyolali untuk melaporkan bertambahnya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK). Bupati mengatakan kini ada 21 hewan ternak yang terserang PMK.

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengadakan kunjungan kerja di Kabupaten Boyolali pada Jumat (13/5/2022). Dalam kunjungan tersebut Bupati Said Hidayat, menjelaskan kasus pertama menyerang 15 sapi di wilayah Singosari, Mojosongo, Boyolali. Kemudian untuk kasus kedua menyerang enam hewan ternak di wilayah Ngenden, Ampel, Boyolali.

Advertisement

“Untuk langkah yang telah kami lakukan seperti langkah menangani pandemi Covid-19 kemarin. Kami melokalisasi hewan ternak dan segera menyuntikkan obat-obat. Intinya kami bergerak cepat menyegerakan penanganan,” kata Said.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, enam hewan yang terdeteksi positif PMK adalah sapi dan kambing. Untuk Sapi bergejala ringan, sedangkan kambing tanpa gejala.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, enam hewan yang terdeteksi positif PMK adalah sapi dan kambing. Untuk Sapi bergejala ringan, sedangkan kambing tanpa gejala.

Baca Juga: Belum ada Kasus PMK, Pemkab Karanganyar Perketat Lalu Lintas Ternak

Lebih lanjut, Said mengatakan penanganan dilaksanakan cepat dikarenakan Boyolali adalah rumah bagi banyak hewan ternak. Ia menyebut terdapat 94.000-an sapi perah, 107.000-an sapi potong di samping ada 101.000- kambing, 55.000-an domba, dan 6.900-an babi di Boyolali.

Advertisement

“Kami mengambil kebijakan untuk tidak menutup seluruh pasar hewan di Boyolali karena kami berpikir tentang aspek ekonomi. Upaya ini adalah upaya penyelamatan hewan ternak dan juga upaya penyelamatan ekonomi bagi peternak di Boyolali,” jelasnya.

Mentan merespons baik laporan Bupati Boyolali. Ia mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali sehingga membuat kondisi hewan ternak yang terjangkit PMK membaik.

Baca Juga: Dispertan PP Karanganyar: Tak Perlu Panik Hadapi PMK Asal Lakukan Ini

Advertisement

Ia juga mengimbau kepada peternak untuk tidak melakukan panic selling jika menemukan tanda-tanda penyakit mulut dan kuku. Selain itu, ia meminta kepada masyarakat untuk tidak panik karena PMK tidak menular ke manusia.

“Jika kita bertindak cepat di lapangan, kita cepat reaksinya di lapangan, maka hasilnya juga akan baik. Apalagi di Boyolali populasi ternak sangat besar. Harapan saya tidak tercipta kondisi panik di masyarakat,” jelasnya.

Setelah menerima laporan, acara kunjungan dilanjutkan dengan rapat koordinasi dengan wilayah di Jawa Tengah yang terdeteksi penyakit mulut dan kuku yaitu Boyolali, Klaten, Banjarnegara, dan Rembang.

Advertisement

Kemudian dilanjutkan penyerahan bantuan dari Kementan untuk menangani PMK di Boyolali berupa disinfektan, alat semprot disinfektan, obat semprot kulit hewan, obat antibiotik, alat pelindung diri (APD), dan vitamin.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif