Soloraya
Kamis, 17 November 2022 - 10:59 WIB

Wah, Ada 94 SD di Karanganyar yang bakal Digabung

Indah Septiyaning Wardani  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi SDN. (dok)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sekitar 17% dari total 550 sekolah dasar (SD) di Kabupaten Karanganyar direncanakan digabung. Angka tersebut setara dengan 94 SD. Disdikbud Karanganyar masih memverifikasi terkait rencana tersebut.

“Masih kami screening lagi. Data terakhir sih ada 44 SD yang deal digabung. Tapi ini juga masih didata lagi,” kata Kepala Disdikbud Karanganyar, Yopi Eko Jatiwibowo, saat kepada Solopos.com, Rabu (16/11/2022).

Advertisement

Ada sejumlah faktor yang membuat Disdikbud Karanganyar mempertimbangkan untuk menggabungkan banyak SD tersebut. Selain jumlah siswa yang kurang dari standar, lokasi sekolah yang tak ideal juga menjadi salah satu faktor yang jadi pertimbangan.

Pertimbangan lain adalah kepadatan penduduk dan potensi jumlah siswa TK yang akan masuk SD. Paling cepat penggabungan itu baru akan direalisasikan tahun depan.

Advertisement

Pertimbangan lain adalah kepadatan penduduk dan potensi jumlah siswa TK yang akan masuk SD. Paling cepat penggabungan itu baru akan direalisasikan tahun depan.

Rencana penggabungan banyak SD ini mendapat dukungan dari Bupati Karanganyar, Juliyatmono. Minimnya murid, satu kelas kurang dari 10 anak, menurut Bupati, memengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Baca Juga: Nasib SD Negeri Bermurid Minim di Karanganyar di Ambang Regrouping

Advertisement

Sementara itu, rencana penggabungan SD ternyata tak sepenuhnya bisa diterima oleh semua pihak. Ada beberapa pihak yang menolak di antaranya komite sekolah dan guru di sekolah yang akan digabung.

Menurut Yopi, penolakan itu lebih karena pihak-pihak tersebut belum sepenuhnya paham tujuan dari penggabungan sekolah. Oleh karenanya Disdikbud Karanganyar akan terus menyosialisasikan rencana regrouping tersebut.

Contoh kasus seperti wacana regrouping SD Negeri Malangjiwan 1 yang menuai penolakan dari warga sekolah tersebut. Padahal Pemkab berencana menggabungkan SD itu karena mempertimbangkan sisi geografis dan aspek kenyamanan keamanan sekolah. Rencananya SD Malangjiwan 1 akan digabung ke SD Malangjiwan 5.

Advertisement

Baca Juga: Rencana Regrouping SD di Karanganyar Tuai Penolakan

“Lokasi sekolahnya [SD Malangjiwan 5] ada di tengah kampung dan halamannya juga luas. Dekat masjid juga. Beda lokasi SD Malangjiwan 1 sekarang di pinggir jalan raya, dan lahannya sempit,” ungkap Yopi.

Ia mengatakan penggabungan SD Malangjiwan 1 ke SD Malangjiwan 5 lebih mempertimbangkan aspek keselamatan dan keamanan siswa. Nantinya penggabungan SD tersebut tetap dengan label SD Malangjiwan 1. Hanya lokasi sekolah yang dipindahkan. Termasuk guru dan kepala sekolah juga akan digabung.

Advertisement

Kasus serupa juga terjadi di SD Kalisoro 1 yang letaknya berada di pinggir jalan raya Tawangmangu. Pemkab berencana memindahkan SD tersebut ke SD Kalisoro 2. Namun label yang digunakan tetap SD Kalisoro 1. “Jadi tidak perlu khawatir. Toh ini untuk pengembangan sekolah itu sendiri,” katanya.

Baca Juga: Minim Siswa, Jumlah SDN di Karanganyar Bakal Dipangkas Banyak

Desakan Dewan Pendidikan

Dewan Pendidikan Kabupaten Karanganyar sejak 2021 sudah mendesak Disdikbud Karanganyar segera melaksanakan penggabungan sejumlah SD. Desakan ini didasarkan hasil pemetaan Dewan Pendidikan terhadap sekolah di sejumlah kecamatan.

Pejabat Humas Dewan Pendidikan Kabupaten Karanganyar, Hartono, menyampaikan hasil pemetaan di Kecamatan Gondangrejo. Seluruh sekolah di sana hanya mendapatkan 500-an peserta didik baru. Padahal target mereka 2.000-an peserta didik baru.

Kondisi itu tidak hanya terjadi di wilayah pinggiran kabupaten. Hartono menyampaikan sejumlah sekolah yang dekat pusat kabupaten juga mengalami hal serupa.

“SD di Tasikmadu hanya bisa menerima sedikit siswa baru. Sekolah di [Kecamatan] Karanganyar ada yang hanya menerima 21 siswa. Padahal kuota 28 siswa per kelas. Saya tanya guru katanya tahun kemarin malah hanya 18 siswa. Padahal lulusan sekolah itu nanti bisa masuk ke SMP [sekolah menengah pertama] favorit di Karanganyar,” tutur dia.

Baca Juga: Minim Siswa, SMP Negeri di Jumapolo-Jatipuro Karanganyar bakal Digabung

Dia memotret kejadian itu dan menyebut dua hal yang menyebabkan SD negeri tidak mendapatkan siswa sesuai kuota. Pertama, katanya, SD negeri kalah bersaing dengan SD swasta. Kedua, lanjut dia, calon peserta didik berkurang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif