Soloraya
Jumat, 31 Maret 2023 - 20:51 WIB

Wah! Ada Mimbar Kuno Bikinan Sunan Kalijaga di Masjid Tiban Puluhan Klaten

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mimbar kuno peninggalan Sunan Kalijaga di Masjid Agung Puluhan, Trucuk, Klaten. Foto diambil Jumat (31/3/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Masjid Agung Puluhan yang juga disebut masjid tiban di Desa Puluhan, Kecamatan Trucuk, Klaten, menyimpan berbagai benda kuno bersejarah yang diyakini peninggalan salah satu Wali Songo, yakni Sunan Kalijaga. Salah satunya berupa mimbar kuno yang baru setengah jadi.

Mimbar untuk tempat khatib berkutbah itu terbuat dari kayu dan dihiasi ukiran sederhana. Mimbar tersebut ditutup kelambu warna putih. Hingga kini, mimbar itu masih difungsikan.

Advertisement

Mimbar itu diyakini peninggalan Sunan Kalijaga, salah satu tokoh penyebar ajaran Islam di Jawa yang hidup pada abad ke-15. Dari cerita yang disampaikan secara turun temurun, mimbar itu sebenarnya belum rampung dibuat oleh Sunan Kalijaga.

Hal itu terlihat dari salah satu tiang yang belum diukir. Konon ceritanya, saat itu Sunan Kalijaga diminta segera kembali ke Demak untuk merampungkan pembangunan Masjid Demak sehingga ukiran pada salah satu tiang mimbar belum diselesaikan.

Advertisement

Hal itu terlihat dari salah satu tiang yang belum diukir. Konon ceritanya, saat itu Sunan Kalijaga diminta segera kembali ke Demak untuk merampungkan pembangunan Masjid Demak sehingga ukiran pada salah satu tiang mimbar belum diselesaikan.

Benda kuno lainnya di masjid tiban Desa Puluhan, Trucuk, Klaten, itu yakni padasan berupa gentong yang juga masih difungsikan. Padasan itu masih digunakan dan berfungsi utama untuk wudlu para jamaah masjid tersebut.

Padasan dari tanah liat di Masjid Agung Puluhan, Desa Puluhan, Kecamatan Trucuk, Klaten, masih difungsikan untuk berwudu, Jumat (31/3/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Air dari padasan itu diyakini sebagian masyarakat memiliki khasiat untuk kesehatan. Ketua Takmir Masjid Agung Puluhan, Hardiman, 71, menceritakan air dari padasan itu memiliki kandungan mineral yang sangat tinggi.

Advertisement

Amben Tempat Sunan Kalijaga Mengaji

“Biasanya di saat beduk berbunyi [saat akan dikumandangkan azan], ada yang memandikan anak di sini. Tetapi sekali lagi yang perlu diingat, doa dan memohon tetap kepada Allah SWT,” kata Hardiman saat ditemui Solopos.com di masjid tiban Puluhan, Trucuk, Klaten, Jumat (31/3/2023).

Selain warga sekitar, ada pula warga dari luar daerah yang berdatangan seperti dari wilayah Sragen. Ada yang datang seorang diri ada pula yang datang berombongan. Selain melaksanakan salat di tempat itu, tak sedikit dari mereka yang mengambil air dari padasan itu.

Selain mimbar dan padasan, masih ada benda bersejarah lain di masjid tersebut yakni amben yang diyakini menjadi tempat Sunan Kalijaga mengaji serta riyadhah. Amben itu kini ditempatkan di bagian dalam masjid diselubungi kain kuning dan tertutup bangunan kayu berukur.

Advertisement
Amben yang diyakini menjadi tempat Sunan Kalijaga mengaji serta riyadhah dan kini tersimpan di Masjid Agung Puluhan atau masjid tiban di Desa Puluhan, Trucuk, Klaten. Foto diambil Jumat (31/3/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Di amben itu terdapat Al Qur’an kuno yang ditutupi kaca. Hardiman menjelaskan ada beberapa orang yang datang untuk beritarakat di amben tersebut. Takmir mengingatkan bahwa doa dan permohonan tetap hanya kepada Allah.

Imam Masjid Agung Puluhan, Muhammad Munir, menjelaskan fungsi utama padasan kuno berbahan tanah liat di masjid tiban Puluhan, Klaten, adalah untuk berwudlu. Hingga kini, padasan itu masih difungsikan meski sudah ada beberapa keran air di tempat wudlu.

Padasan yang diyakini sudah berumur ratusan tahun tersebut pernah rusak atau mengalami retak saat terjadi gempa bumi pada 2006 lalu. “Airnya tidak bisa mengisi penuh. Akhirnya saya perbaiki dan sekarang menampung air lagi sampai penuh,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif