SOLOPOS.COM - Sendang kuno ada di tengah bangunan kantor Dinas Arsip dan Perpustakaan Klaten. Hingga kini bangunan kuno itu masih dipertahankan. Foto diambil Senin (15/11/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Berlokasi di dalam Gedung Kantor Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Klaten, Jl Lombok No 2, Kanjengan, Klaten, terdapat sendang kuno yang diperkirakan berusia ratusan tahun. Sendang itu berukuran panjang 3 meter dan lebar 1,5 meter serta berbentuk persegi.

Posisi sendang terletak di tengah gedung sehingga dapat terlihat dari berbagai sisi. Pengunjung dapat melihat baik dari lantai I gedung maupun dari lantai II. Disediakan tangga bagi para pengunjung yang penasaran ingin melihat sendang dari jarak dekat.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Keberadaan sendang kuno tersebut menarik perhatian pemerhati sejarah dan budaya asal Solo, KRMT Nuky Mahendranata Nagoro, yang kerap menjelajahi tempat bersejarah dan cagar budaya lalu menggunggahnya di akun Instagram @kanjengnuky.

Lewat akun Instagram tersebut, pada Rabu (5/7/2023),  Nuky mengunggah video dan foto kunjungannya ke sendang tersebut. “Sendang Kuno di Dalam Gedung Kantor,” demikian Nuky memberikan judul pada unggahan tersebut.

Menurut Nuky, sendang kuno di dalam gedung kantor Dinas Arpus Klaten tersebut dulunya dipakai Raja Keraton Solo dan rombongannya bila memerlukan rehat dalam perjalanan. Tempat itu kemudian ramai dan ditunggui oleh pejabat Keraton yang biasanya berpangkat Kanjeng Tumenggung.

Karena itulah tempat sendang itu berada dan kini menjadi lokasi Kantor Dinas Arpus Klaten dikenal dengan nama Kanjengan. “Tempat ini pula yg kemudian sebenarnya di kenal dgn titik nol kilometer kota Klaten..,” tulis Nuky.

Penamaan tersebut, menurut Nuky, tidak lepas dari pemilihan Klaten sebagai pos tundhan pada 12 Oktober 1840 lalu menjadi Kabupaten Gunung Polisi pada 5 Juni 1847. Sedangkan penetapan awal Kabupaten Klaten berawal dari usulan Gusti Kanjeng Ratu Kencana Wungu yang tak lain prameswari dalem Sinuwun PB IV.

Usulan disampaikan pada rapat yang diselenggarakan pada Sabtu Kliwon, 12 Rabiul Akhir 1731 atau 28 Juli 1804. “Kejadian penting ini ditandai candra sengkala Rupa Mantri Swaraning Jalak,” lanjut Nuky.

sendang kuno dinas arpus klaten
Sendang kuno ada di tengah bangunan kantor Dinas Arsip dan Perpustakaan Klaten. Hingga kini bangunan kuno itu masih dipertahankan. Foto diambil Senin (15/11/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Nuky menambahkan kompleks Kanjengan yang awalnya terdiri dari gedokan atau istal kuda, rumah utama dan bagian prajurit, sekarang sudah berubah dan difungsikan sebagai Kantor Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Pemerintah Kabupaten Klaten.

Airnya Tak Pernah Surut

“Pemerintah kabupaten memutuskan untuk tetap memelihara keberadaan sendang yg lebih dulu ada sebagai sebuah peninggalan sejarah dari kota Klaten yg konon airnya tdk pernah surut walaupun kemarau panjang tiba,” terangnya.

Hal senada diungkap dalam artikel yang diunggah laman resmi Pemkab Klaten, klatenkab.go.id, bahwa air dari sendang kuno di dalam gedung Kantor Dinas Arpus itu tidak pernah kering meskipun kemarau.

Pengunjung serta pegawai dinas tersebut dapat menggunakan air sendang untuk berwudu atau sekadar mencuci muka. Keberadaan sendang kuno ini terus dipertahankan meski gedung direnovasi.

Mengutip dispersip.klaten,go.id, air sendang itu pernah dikuras oleh para sukarelawan pada 2017. Kegiatan ini diprakarsai Plt Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan, Sri Winoto.

Sementara berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com, selain sendang kuno, di gedung kantor Dinas Arpus Klaten juga ada terowongan yang bersebelahan dengan sendang.

Terowongan kuno itu konon terhubung dengan alur sungai di depan Kantor Dinas Arpus dengan panjang sekitar 50 meter. Belum diketahui pasti ukuran terowongan tersebut.

Kepala Dinas Arpus Klaten, Syahruna, saat diwawancarai Solopos.com pada November 2021 mengatakan terowongan itu diperkirakan menjadi tempat pembuangan air sendang. Namun, dia heran dengan ukuran terowongan yang cukup besar jika digunakan sebagai saluran pembuangan.

Saat proyek pembangunan Kantor Dinas Arpus Klaten beberapa tahun lalu, sempat ada pekerja proyek yang mencoba masuk terowongan. “Terowongan cukup tinggi. Orang dewasa berdiri masih bisa. Terowongan itu tidak dibongkar melainkan dibuatkan bangunan pengaman,” kata Syahruna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya