SOLOPOS.COM - Kader tim pendamping keluarga (TPK) mengikuti rapat koordinasi dan evaluasi di Gedung Al Hakim Klaten, Jumat (15/12/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Bupati Klaten, Sri Mulyani, berjanji akan memberikan reward atau penghargaan kepada kader tim pendamping keluarga (TPK) yang mampu menurunkan angka kasus stunting atau tengkes di wilayahnya.

Penghargaan itu untuk memotivasi para kader TPK yang memiliki peran vital dalam upaya percepatan penurunan angka tengkes di Kabupaten Bersinar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Rencana pemberian penghargaan itu disampaikan Sri Mulyani kepada para kader TPK di Klaten saat rapat koordinasi dan evaluasi pelaporan pendampingan oleh TPK di Gedung Al Hakim Gayamprit, Klaten Selatan, Jumat (15/12/2023).

Kegiatan itu dihadiri sekitar 1.050 orang yang mayoritas para kader TPK terdiri dari rombongan ibu-ibu. “Saya sampaikan ke ibu-ibu [kader TKP] angka kasus stunting di wilayah yang diampu tinggi, tahun depan kami cek. Kalau ada penurunan, akan ada reward dari saya, penghargaan dari saya sebagai motivasi,” kata Mulyani saat ditemui wartawan seusai rapat koordinasi.

Soal bentuk reward yang akan diberikan kepada kader TPK yang berhasil turunkan stunting di Klaten, Mulyani belum mau membeberkan. Dia menjelaskan penghargaan itu bakal diberikan sebagai bentuk motivasi TPK melakukan intervensi terhadap empat sasaran yakni calon pengantin, ibu hamil, pascapersalinan, serta anak balita.

Mulyani menjelaskan TPK memiliki peran vital. Mereka yang paling dekat dengan masyarakat dan mengetahui kondisi wilayah masing-masing. Para ibu-ibu yang tergabung dalam kader TPK juga aktif di dalam berbagai kegiatan organisasi di wilayah masing-masing.

Ada yang aktif di tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Posyandu, Dharma Wanita, dan lain-lain. Upaya penurunan kasus tengkes diakui Mulyani tak mudah. Namun, dia sangat berharap peran dari para kader TPK bersama-sama mengatasi tengkes di Klaten.

Mulyani mengatakan upaya percepatan penurunan angka stunting di Klaten sudah dilakukan melalui berbagai cara termasuk penggelontoran bantuan bagi balita stunting maupun mereka yang rentan melalui anggaran dari APBD Klaten maupun APB Desa.

Selain itu, ada beberapa program inovasi menangani tengkes di Klaten salah satunya melalui program Kecantol Kamu yang berawal dari Kecamatan Karanganom.

Prevalensi Stunting Ditarget Turun 4 Persen

“Inovasi sudah banyak. Tinggal dikeroyok bareng-bareng untuk menurunkan angka stunting. Anak stunting itu belum tentu hidup di keluarga yang tidak mampu, tergantung pola asuh dari orang tua atau pun keluarga,” kata Mulyani.

Selain itu, Mulyani menekankan edukasi calon pengantin juga penting. Sebagai catatan, jumlah anak balita di Klaten tercatat sebanyak 68.973 anak. Sementara jumlah balita tengkes tercatat sebanyak 7.673 anak.

Angka prevalensi stunting di Klaten tahun ini sebesar 14,6 persen. Meski secara nasional angka prevalensi stunting ditargetkan 14 persen pada 2024, Mulyani menargetkan angka kasus stunting di Klaten menjadi 10 persen atau turun 4 persen tahun depan.

“Bismilllah [tercapai target 10 persen]. Kalau bisa target ya kami target maksimal, jangan hanya minimal lah,” kata Mulyani.

Kepala Dissos P3APPKB Klaten, M Nasir, mengatakan kader TPK terdiri dari tiga unsur meliputi bidan, kader keluarga berencana, hingga kader PKK.

“TPK selama ini memiliki peran strategis. Tetapi untuk pendampingan kurang optimal dikarenakan kurangnya dukungan termasuk belum optimalnya penggunaan Elsimil,” kata Nasir.

Elsimil singkatan dari Elektronik Siap Nikah dan Hamil, merupakan aplikasi inovasi dari BKKBN untuk menekan angka stunting yang ditujukan kepada calon pengantin, calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, serta anak balita.

Selain menjadi alat skrining mendeteksi faktor risiko pada calon pengantin, aplikasi itu bermanfaat untuk menghubungkan calon pengantin dengan petugas pendamping serta media edukasi kesiapan menikah dan hamil terutama yang terkait dengan faktor risiko melahirkan anak balita tengkes.

Nasir berharap melalui reward yang disiapkan bupati bisa memotivasi TPK menekan angka kasus stunting di wilayah masing-masing. “Harapannya ini bisa mempercepat penurunan angka kasus stunting,” kata Nasir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya