SOLOPOS.COM - Petani menyampaikan pendapat soal elektrifikasi pertanian dalam Multi Stakeholder Forum 2023 bersama PLN di Pendopo Gede Boyolali, Selasa (22/8/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui Dinas Pertanian (Dispertan) menggencarkan program elektrifikasi pertanian untuk menggaet lebih banyak petani milenial sekaligus menekan biaya produksi.

Kepala Dispertan Boyolali, Joko Suhartono, mengungkapkan di Boyolali saat ini ada 12.085 petani milenial umur 20-39 tahun. Lalu, petani kelompok umur di atas 40 tahun ada 109.684 orang. Artinya kalangan petani masih didominasi generasi tua sehingga perlu modernisasi agar pertanian lebih menarik bagi kalangan milenial.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ia menyampaikan elektrifikasi pertanian menjadi salah satu upaya menuju pertanian modern di Boyolali. Hal tersebut disampaikan Joko saat menjadi pembicara dalam talkshow Multi Stakeholder Forum 2023 di Pendapa Gede Boyolali, Selasa (22/8/2023).

Dalam forum yang digelar PLN UP3 Klaten tersebut, Joko menjelaskan elektrifikasi pertanian atau electrifying agriculture adalah program yang digagas PT PLN (Persero). Tujuan elektrifikasi yakni meningkatkan pelayanan listrik yang lebih mudah dan terjangkau bagi petani di Boyolali.

Dengan begitu nantinya bisa meningkatkan produktivitas, menekan biaya operasional, hingga ujungnya kesejahteraan petani meningkat. Joko mencontohkan elektrifikasi itu misalnya penggunaan pompa yang tadinya diesel berbahan bakar solar diganti menggunakan listrik.

Kemudian juga elektrifikasi penggilingan padi dan modernisasi pertanian lewat hidroponik. Elektrifikasi pertanian di Boyolali sudah dimulai sejak 2021. Beberapa manfaat dari program elektrifikasi bagi petani di Boyolali antara lain tidak menimbulkan polusi udara, tidak perlu susah payah membawa pompa air dan BBM ke sawah.

Kemudian, dengan elektrifikasi pertanian ini, petani di Boyolali juga tidak perlu ribet mencari rekomendasi pembelian BBM di SPBU, menghemat biaya usaha tani, dan menanggulangi dampak kekeringan.

Soal penghematan biaya usaha tani, Joko membandingkan biaya usaha tani dengan pompa berbahan bakar solar (diesel) dengan pompa listrik pada lahan seluas satu patok atau 3.000-3.500 meter persegi.

Hemat Waktu, Biaya, dan Tenaga

Pompa dengan BBM untuk volume 10 liter dengan harga satuan BBM Rp12.000/liter akan menghabiskan Rp120.000. Kemudian, biaya tenaga kerja untuk dua orang yang bertugas mengoperasikan pompa dan mengatur selang irigasi masing-masing Rp100.000. Total biaya Rp320.000.

Jika menggunakan pompa listrik, ujar Joko, dihitung dengan pengisian pulsa listrik sekali senilai Rp50.000 dan tenaga kerja satu orang untuk mengatur selang irigasi senilai Rp100.000, total hanya Rp150.000. “Selisih penghematan per hari sudah Rp170.000,” kata Joko.

Penghematan biaya yang dikeluarkan petani Boyolali yang beralih ke elektrifikasi ini mencapai lebih dari 50%. Manager PLN UP3 Klaten, Yudho Rahadianto, dalam acara yang sama mengatakan elektrifikasi pertanian tidak hanya menyasar pertanian tapi juga peternakan.

“Di Klaten, khususnya wilayah Pedan, itu potensi penggilingan dan peternakan ayam menggunakan listrik untuk peternakan modern sudah kami layani. Kalau di Boyolali memang trennya ke sumur sawah untuk melayani irigasi pertanian,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Gapoktan Nglembu, Suhardi, dalam forum yang sama mengakui program elektrifikasi berdampak positif, praktis, dan ekonomis. Ia menceritakan dulu saat menggunakan pompa diesel membutuhkan pekerja minimal dua orang.

Dengan pompa listrik cukup satu pekerja, bahkan bisa dinyalakan sendiri. “Sekarang tinggal klik, air sudah mengalir, tinggal tidur sudah penuh. Makanya dengan adanya program elektrifikasi pertanian juga menarik petani muda,” kata dia.

Dengan elektrifikasi pertanian, ia juga tidak perlu susah-susah mencari solar untuk menyalakan pompa diesel. Selain itu juga bisa menekan biaya produksi. “Saya enggak menghitung hemat berapa persen, tapi memang lebih hemat dengan program ini,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya