SOLOPOS.COM - Kepala Disbudpar Solo Aryo Widyandoko bersiap melepaskan burung dari sangkar sebagai tanda dimulai lomba burung berkicau Balekambang Kumandang di area parkir timur Taman Balekambang, Solo, Minggu (13/11/2022). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)
Solopos.com, SOLO — Ajang lomba burung berkicau bertajuk Balekambang Kumandang yang sudah menjadi agenda rutin tahunan di Kota Solo telah terkenal hingga ke berbagai penjuru Tanah Air. Tak mengherankan jika harga burung berkicau yang memenangi lomba tersebut bisa terkeret hingga miliaran rupiah.
Sebagai informasi, Balekambang Kumandang yang sempat vakum selama dua tahun akibat pandemi Covid-19 kembali digelar di area parkir timur Taman Balekambang, Minggu (13/11/2022). Tak main-main, ada 1.000-an peserta yang mengikuti lomba tersebut.
Mereka berasal dari seluruh penjuru Tanah Air. “Peserta paling jauh dari Lombok, NTB dan Bali. Kalau untuk Jawa, hampir setiap kota. Ada Semarang, Jogja, Jakarta dan Surabaya,” kata Ketua Pelaksana Balekambang Kumandang, Wawan, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu.
Wawan mengatakan Balekambang Kumandang tahun ini merupakan kali keenam digelar di area parkir Taman Balekambang Solo. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Aryo Widyandoko.
Selain itu hadir pula Kapolsek Banjarsari Kompol Parjono dan pengurus Pelestari Burung Indonesia (PBI) Solo dan pusat saat pembukaan. Acara seremonial dilakukan dengan melepas ratusan burung dari sangkarnya.
Baca Juga: Kembali Digelar, Lomba Burung Balekambang Kumandang Solo Diikuti 1.000 Peserta
Menurut Wawan, sebagian burung berkicau yang diikutkan lomba merupakan hasil penangkaran. Misalnya, burung berkicau jenis murai batu dan branjangan. Hal ini bagian dari edukasi terhadap kicau mania agar melakukan upaya penyelamatan satwa melalui penangkaran.
Apalagi burung-burung berkicau termasuk endemik di Indonesia. Harga burung berkicau hasil penangkaran cukup mahal. Apalagi jika mampu menyisihkan burung berkicau lainnya dalam kompetisi seperti Balekambang Kumandang Solo yang sudah terkenal di seluruh Indonesia.
“Jika mememangi lomba, tentu saja berpengaruh terhadap nilai jual. Harganya pasti langsung terkerek. Bisa di atas Rp1,5 miliar. Burung murai batu pemenang lomba pada beberapa tahun lalu dijual laku di atas Rp1 miliar,” ujar Wawan.
Baca Juga: Panitia Tak Siap, Lomba Burung Berkicau Piala Wali Kota Solo Cup Minggu Besok Batal
Wawan menambahkan komunitas PBI Solo terus mendorong agar kicau mania melakukan penangkaran burung berkicau. Selain menjaga habitat, penangkaran burung berkicau bisa menghasilkan keuntungan yang menjanjikan. Nilai jual burung hasil penangkaran jauh lebih mahal dibanding di pasar hewan.