SOLOPOS.COM - Ilustrasi emas pegadaian (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pemerintah Desa Gentan, Kecamatan Baki, Sukoharjo, membuat terobosan dengan menggandeng PT Pegadaian dalam pengelolaan tabungan sampah warga. Tabungan yang dikumpulkan warga dengan menukar sampah bisa dikonversi menjadi tabungan emas.

Badan Usaha Milik (BUM) Desa Mangesti Sejahtera telah merintis pengelolaan sampah baik organik dan nonorganik di Desa Gentan sejak 2018. Acara penandatangan kerja sama antara Pemerintah Desa Gentan dengan PT Pegadaian (Persero) dilaksanakan di pendapa kantor kepala desa setempat, Rabu (22/12/2021).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Penandatangan kerja sama pengelolaan bank sampah dilakukan Kepala Desa Gentan Uke Fransisca dan Vice Presiden PT Pegadaian Kantor Area Surakarta, Ali Mustaat. Setelah acara penandatanganan kerja sama dilanjutkan dengan talkshow bertajuk “Menuju Kebangkitan Ekonomi Desa Mandiri Sampah”.

Baca Juga: Jorok! 25 Ton Sampah Dibuang Sembarangan di Sukoharjo Tiap Hari

Program memilah sampah menabung emas bertujuan menarik minat warga Desa Gentan, Sukoharjo, sekaligus mengedukasi terkait pengelolaan sampah. Warga bisa memilah dan mengumpulkan sampah nonorganik untuk disetorkan ke BUM Desa Mangesti Sejahtera.

“Masyarakat menjadi nasabah bank sampah dan memiliki buku tabungan. Tabungan rupiah yang terkumpul bisa dikonversi menjadi emas,” kata Kepala Desa Gentan, Uke Fransisca, kepada Solopos.com.

Uke menyebut BUM Desa Mangesti Sejahtera telah menyiapkan lahan pengelolaan sampah terpadu seluas sekitar tiga hektare. Selain bank sampah, pengurus BUM Desa berupaya mengurangi sampah dengan melakukan budidaya maggot atau larva dari lalat tentara hitam atau black soldier fly.

Baca Juga: Duh! Volume Sampah Masuk ke TPA Mojorejo Sukoharjo Naik 30 Ton per Hari

Gerakan Memilah Sampah di Rumah

Maggot mampu mereduksi atau mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Mojorejo, Kecamatan Bendosari. “Di Desa Gentan, ada 9.564 keluarga dan 2.188 unit rumah. Wilayah Desa Gentan merupakan permukiman padat penduduk. Kami berupaya mengatasi persoalan sampah rumah tangga dengan bekerja sama dengan mitra akademik dan mitra bisnis,” ujarnya.

Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo, Haswi Purwandani, mengatakan gerakan memilah sampah dari rumah bermanfaat bagi lingkungan di tengah badai pandemi Covid-19. Masyarakat bisa memisahkan sampah organik dan anorganik di rumahnya masing-masing.

Haswi berharap program menabung di bank sampah seperti di Desa Gentan, Sukoharjo, dioptimalkan di masing-masing rukun tetangga (RT). Pengurus bank sampah tingkat RT menyetor sampah ke bank sampah induk di tingkat desa.

Baca Juga: Kecil-Kecil, Magot Mampu Reduksi 6 Ton Sampah di Makamhaji Kartasura

“Luas TPA di Sukoharjo terkecil di Jawa Tengah. Luasnya tak lebih dari lima hektare. Masyarakat harus berpartisipasi mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA dengan beragam upaya. Salah satunya pengelolaan bank sampah,” katanya.

Vice President PT Pegadaian Kantor Area Surakarta, Ali Mustaat, menyatakan emas menjadi investasi favorit masyarakat terutama masa pandemi Covid-19. Saat ini, menabung emas bisa dilakukan dengan mudah tanpa harus memiliki dana yang banyak. Pegadaian berupaya menggerakkan masyarakat agar menyetor sampah ke bank sampah dan menjadi nasabah tabungan emas pegadaian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya