SOLOPOS.COM - Mi porang yang menjadi menu andalan Kedai Fanz di Jatisrono, Wonogiri. Foto diambil Jumat (3/11/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Mi berbahan porang sudah mulai diproduksi di Wonogiri. Mi tersebut dinilai bisa menjadi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada gandum untuk bahan pembuat mi ayam Wonogiri.  

Produsen mi porang tersebut adalah Teguh Subroto, petani sekaligus pembina petani porang di Wonogiri. Ia mengatakan produksi mi berbahan porang itu berpusat di Kecamatan Sidoharjo dan baru dimulai pada 2023 ini.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Mi tersebut diproduksi setelah melalui uji coba selama beberapa bulan. Kendati demikian, produksi mi porang belum sampai skala besar. Saat ini, Teguh dan timnya sedang dalam tahap uji coba atau penjajakan pasar. Peredaran mi porang masih sebatas di komunitas.

Teguh menyebut porang yang menjadi bahan pembuatan mi itu berasal dari para petani di wilayah Wonogiri. Ide produksi mi porang muncul karena produksi porang di Wonogiri berlimpah.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir ini porang tidak terserap pasar lantaran harganya jatuh. Saat ini saja harga jual porang dari petani hanya Rp3.500/kg. Harga itu dinilai tidak menguntungkan petani karena tidak seimbang dengan biaya produksi.

Dia menjelaskan meski mi yang dia produksi berbahan porang, bukan berarti semua kandungan dalam porang itu digunakan. Hanya kandungan glukomanan yang bisa digunakan untuk bahan mi porang.

Selain itu, komposisi porang dalam mi porang itu sebesar 30%. Komposisi sebesar itu dianggap paling ideal karena tingkat kelengkapan mi tidak terlalu tinggi. 

Target Pasar

“Kalau semuanya full porang tidak bisa. Malah enggak jadi karena sangat lengket. Maka hanya 30% dari bahan-bahan lain seperti telur dan lainnya,” kata Teguh yang juga Kepala Desa Jatisari, Jatisrono, Wonogiri, itu saat dihubungi Solopos.com, Senin (6/11/2023).

Menurut Teguh, mi porang bisa menjadi pengganti mi gandum yang biasa digunakan dalam usaha warung mi ayam. Rasa mi porang pun tidak jauh beda dibandingkan mi berbahan gandum.

Bahkan tekstur mi porang diklaim lebih lembut. Target pasar mi porang ini memang bakal menyasar penjual mi, terutama mi ayam.

“Sementara saat ini kami menjual mi porang seharga Rp60.000/kemasan. Satu kemasan ada 20 mi porang yang bisa dibikin 20 porsi. Berarti satu porsi mi porang Rp3.000. Itu harga dari kami,” ujar dia.

Petani Porang Wonogiri mi
Petani tengah memanen porang di Desa Tanggulangin, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Rabu (2/11/2022). Petani porang di Wonogiri tetap menanam porang meski harga porang saat ini masih anjlok dan belum stabil. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Dia menyebut bakal lebih serius mengembangkan produk mi porang pada 2024. Urusan perizinan dan sertifikasi halal mulai digarap serius pada tahun depan.

Hal itu perlu dilakukan karena mi porang ini banyak juga peminatnya dari luar kota. Terutama dipesan para perantau dari Wonogiri. 

“Mi porang itu bisa dibuat dan dijual kering atau basah. Jadi fleksibel. Bergantung mau dibuat untuk menu makanan mi apa,” ungkapnya.

Salah satu kafe yang menyediakan menu makanan mi porang adalah Fanz Kedai di Kecamatan Jatisrono, Wonogiri. Mi porang bahkan menjadi menu andalan dan ciri khas kafe tersebut.

Satu porsi mi porang dijual seharga Rp11.000. Menu itu kerap dicari para pengunjung dibandingkan mi lain yang di kafe tersebut.

“Ini saya ambil [mi porang] dari Kecamatan Sidoharjo. Baru beberapa bulan ini menyediakan menu mi porang. Respons pengunjung juga bagus,” ucap pemilik kafe, Irfan, Senin.

Alternatif Mi Gandum

Salah satu pelanggan Fanz Kedai, Suyadi, menyatakan sudah mencoba mi porang di kafe tersebut. Menurutnya, cita rasa mi porang tidak kalah dibanding mi lain. Tekstur mi porang lembut tetapi tidak terlalu kenyal.

“Kalau saya pribadi lebih cocok makan mi porang dibandingkan mi gandum ya. Mi porang itu enggak terlalu kenyal. Mungkin itu juga pengaruh yang mengolah. Tetapi rasanya juga enak,” kata Suyadi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, menyampaikan porang bisa diolah menjadi mi. Dia sepakat porang bisa menjadi alternatif pengganti mi gandum untuk membuat bahan mi ayam.

Selain mengingat Wonogiri sebagai salah satu produsen porang terbanyak di Soloraya, pembuatan mi porang juga bisa menjadi cara mengurangi ketergantungan pada gandum yang selama ini masih impor. 

“Sangat mungkin porang ini dibikin mi. Hanya, teknologinya yang belum memungkinkan untuk memproduksi skala besar. Tetapi yang jelas, untuk ketersediaan bahan baku, porang di Wonogiri bisa mencukupi,” ujar dia.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, daerah penghasil porang di Wonogiri antara lain Karangtengah, Slogohimo, Baturetno, Jatisrono, Jatipurno, dan Jatiroto. Produktivitas porang di Wonogiri pada 2021 mencapai 5000 ton.

Pada 2022, produksi porang berkurang separuhnya atau 2.500 ton karena beberapa petani porang beralih menanam tanaman lain. Harga porang yang anjlok menjadi penyebab produktivitas porang di Wonogiri turun. 



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya