SOLOPOS.COM - Situasi Jalan Londo di Perempatan Dukuh Wates, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Kamis (19/1/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALIJalan Londo di Lereng Gunung Merapi wilayah Cepogo, Boyolali, memiliki sejarah sebagai jalur lalu lintas angkutan hasil perkebunan dan pertanian pada zaman dahulu.

Pegiat Sejarah mBo’ja Lali, Ody Dasa Fitranto, mengungkapkan Jalan Londo atau Dalan Landa terkenal pada zaman penjajahan Belanda. Saat itu, Belanda mengelola banyak perkebunan di lereng Gunung Merapi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Karena di situ ada perkebunan yang dikelola oleh Belanda, ada makam atau graaf orang Belanda dengan nama Marshlia di makam Bakulan dekat Embung Melikan itu. Nama fam-nya seperti yang di Sapiyan, Metuk, Mojosongo,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (20/1/2023).

Ia menduga Jalan Londo Boyolali lebih kuno lagi karena di barat area Gunung Wijil, Bakulan, terdapat petirtaan kuno Kuwarigan atau Candirogo. Ody juga mengatakan di sekitar Desa Bakulan terdapat beberapa sebaran batuan candi dan arca.

Bahkan, ada juga cerita tentang Candi Manggis di Desa Jelok yang tak jauh dari Bakulan. “Jadi harusnya jalur Jelok-Bakulan-Gunung Wijil sudah ada jalur sejak zaman kuno,” kata dia.

Lebih lanjut, terkait Jalan Londo di Cepogo, Ody menceritakan orang-orang Tumang yang sepuh mengenal cerita sejak leluhurnya. Saat menempuh perjalanan dari Semarang menuju Tumang, para leluhur akan lewat Dalan Landa tersebut.

Ia memerinci jalan yang ditempuh adalah jalur Semarang-Boyolali kemudian belok ke kanan arah Bakulan. “Mungkin ya di posisi Terminal Boyolali saat ini, terus ke Bakulan, dari Bakulan ke Gunung Wijil, lalu ke Cabeankunti, dan sampai di Tumang,” ceritanya soal Jalan Londo Boyolali.

Era Tanam Paksa

Selanjutnya, Ody menceritakan pada era tanam paksa, daerah Boyolali adalah area Kasunanan Surakarta. Tanah-tanahnya disewakan ke pengusaha Belanda dan orang-orang Eropa lainnya.

Menurutnya, karena tanah Keraton, ada kemungkinan kondisi rakyat tidak semenderita daerah lain. Bahkan, ada beberapa pegiat sejarah yang menduga hubungan para pengusaha Eropa dengan masyarakat setempat berlangsung cukup baik.

Ody menjelaskan kerukunan tersebut terbukti dengan makam-makam orang Belanda yang berbaur dengan masyarakat sekitar pada waktu itu. “Kalau di Boyolali misal fam Dezentje atau fam yang dimakamkan di Bakulan berbaur dengan makam umum warga setempat,” kata dia.

Ody juga menceritakan pada saat itu juga salah satu Patih Keraton Kasunanan Surakarta sempat berkunjung ke daerah Paras, Cepogo. Kunjungan tersebut, terangnya, jauh sebelum PB X membangun atau memperbaiki Pesanggrahan Pracimoharjo.

Kunjungan Patih tersebut, jelasnya, dalam rangka bertemu dengan pengusaha dari sekitar Paras dan Salatiga. “Artinya, seharusnya pada era tersebut, perkebunan cukup besar di sekitar Paras, Tumang, dan daerah dekat situ karena banyak kopinya,” terangnya.

Pada saat itu, lanjutnya, kemungkinan besar Dalan Landa sangat produktif digunakan untuk lalu lintas. Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali akan mengaktifkan kembali Jalan Londo di wilayah Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

Panjang Jalan 5.215 Meter

Jalan tersebut diperbaiki mulai dari Dukuh Wates, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo , sampai Kebontimun, Boyolali. Hingga 2022, pembangunan kembali jalan itu tercatat sudah mencapai sekitar 1.000 meter dari total panjang jalana 5.215 meter.

Sedangkan untuk tahun ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Boyolali, Ahmad Gojali, mengungkapkan tidak ada penganggaran.

“Jalan eks Belanda atau Kebontimun-Cepogo pada APBD murni 2023 tidak ada penganggaran,” ungkapnya saat kepada Solopos.com, Kamis (19/1/2023).

Pada wawancara Rabu (28/9/2022), Gojali mengungkapkan perbaikan Jalan Londo dimulai sejak 2019 dengan pembangunan talut. Pada 2020 juga masih pembangunan talut, kemudian pada tahun-tahun selanjutnya mulai menyentuh ke perbaikan jalan.

Terkait pembangunan Jalan Londo, Gojali belum menyebutkan kapan pasti proyek Jalan Londo tersebut akan dilanjutkan kembali. Namun, ia mengungkapkan tujuan pembangunan Jalan Londo tersebut sebagai jalur alternatif dari Boyolali ke Cepogo selain Jalan Provinsi Boyolali ke Klakah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya