SOLOPOS.COM - Seorang warga menunjukkan letak situs bersejarah sumur tua yang ada di dalam kompleks Pasar Kliwon, yang kondisinya kini tertimbun pondasi pasar. Warga berharap situs sumur tua itu bisa dihidupkan lagi sebagai daya tarik wisata sejarah. (JIBI/SOLOPOS/Aries Susanto)

Seorang warga menunjukkan letak situs bersejarah sumur tua yang ada di dalam kompleks Pasar Kliwon, yang kondisinya kini tertimbun pondasi pasar. Warga berharap situs sumur tua itu bisa dihidupkan lagi sebagai daya tarik wisata sejarah. (JIBI/SOLOPOS/Aries Susanto)

Bangunan Pasar Kliwon yang kini tengah dibongkar untuk direvitalisasi ternyata menyimpan sebuah jejak sejarah yang sangat penting. Di dalam pasar tersebut ada sebuah sumur tua yang diyakini terkait cikal bakal lahirnya nama Kelurahan Kedunglumbu yang terkenal dengan sumber mata airnya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sumur tua tersebut saat ini memang sudah tak terlihat lagi. Sejumlah warga setempat menuturkan, sumur sumber air itu sengaja ditimbun ketika akan dibangun Pasar Kliwon sebelum tahun 1950-an. Penimbunan dilakukan dengan cara menutup di sekeliling mulut sumur dengan cor beton. Meski demikian, warga setempat masih menjaga keberadaan situs tersebut dengan menggelar upacara adat. Warga juga mempercayai sumur tersebut dengan sekian cerita animisme yang mengitarinya.

“Dulu, tiap malam tertentu, warga membersihkan sambil membawa sesajian,” papar Marwanto, salah satu warga yang sempat tinggal di samping bangunan Pasar Kliwon kepada Solopos.com.

Marwanto tak menampik, sumur-sumur di Kelurahan Kedunglumbu memiliki kejernihan dan volume air yang melimpah. Bahkan di musim hujan sekalipun, air sumur melimpah hingga bisa diambil dengan gayung. “Ketika musim kemarau, air sumur warga tak pernah surut,” paparnya.

Warga lainnya, Sriyanto yang tinggal di samping Pasar Kliwon tersebut membenarkan adanya sumur tua yang tertimbun di dalam bangunan Pasar Kliwon. Ia mengaku, sumur tersebut berada di sekitar baris ketiga los Pasar Kliwon yang telah dibongkar saat ini. “Kalau dibongkar, pasti masih ada sumur itu. Sumurnya cukup lebar kok,” paparnya.

Pegiat Komunitas Peduli Cagar Budaya Nusantara (KPCBN) HM Sungkar menegaskan, sumur tua tersebut merupakan cikal bakal lahirnya nama Kelurahan Kedunglumbu. Sumur tua itu telah ada jauh sebelum ada bangunan pasar di atasnya. “Itu situs yang mesti dijaga. Sekarang ini, menurut kami sangat tepat jika sumur itu dihadirkan kembali sebagai bagian dari penanda Kota Solo,” papar warga Kedunglumbu ini.

Apalagi, imbuhnya, Pemkot Solo saat ini tengah merevitalisasi bangunan Pasar Kliwon. Dengan menghadirkan kembali sumur tua itu, Sungkar berharap situs-situs bersejarah bisa terawat. “Jangan malah dibiarkan atau ditimbun lagi. Dihadirkan di dalam pasar tentu akan punya daya tarik tersendiri,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya