Soloraya
Selasa, 31 Mei 2022 - 16:14 WIB

Wajah Silir Solo di Zaman Dulu, Lokalisasi Terbesar di Jateng

Mariyana Ricky P.d  /  Chelin Indra Sushmita  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi prostitusi. (Freepik)

Solopos.com, SOLO – Kawasan Silir di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo, dahulu pernah terkenal sebagai salah satu lokalisasi terbesar di Jawa Tengah (Jateng).

Sejarah perkembangan lokalisasi tersebut bermula saat Oetomo Ramelan menjabat sebagai wali kota kedelapan di Kota Solo sejak 17 Februari 1958.

Advertisement

Oetomo Ramelan adalah wali kota yang merelokasi para pekerja seks komersial ke kawasan Silir. Lokalisasi tersebut mulai beroperasi sekitar 1958.

Pada 1960-an, Kota Solo mulai dikenal sebagai surganya kaum lelaki hidung belang dengan adanya kawasan lokalisasi Silir. Prostitusi di Silir merupakan kelanjutan dari sejarah bisnis serupa di Kota Solo yang berkembang setelah 1870 silam.

Baca Juga: Utomo Ramelan, Wali Kota Solo Pendiri Lokalisasi Silir & Dihukum Mati

Advertisement

Bisnis esek-esek di Silir Solo mulai berkembang saat ada banyak pekerja migran yang menyerbu perkebunan tebu, perusahaan kereta api, dan pembukaan jalan raya di Kota Bengawan.

Para pekerja yang haus akan kebutuhan biologis namun jauh dari istri, membuat bisnis pelacuran di Solo, terutama di Silir, tumbuh subur.

Sampai-sampai, kawasan Silir Solo terkenal sebagai salah satu lokalisasi terbesar di Jateng, bersama Lorok Indah Pati dan Sunan Kuning Semarang.

Advertisement

Baca Juga: Kondisi Terkini Lokalisasi Sunan Kuning Semarang

Namun kini, seluruh kawasan lokalisasi tersebut sudah ditutup. Prostitusi di Silir ditutup oleh Wali Kota Imam Sutopo pada 1998 silam.

Kini, bangunan di Silir sudah disulap menjadi pasar barang antik dan barang bekas yang dikenal sebagai Pasar Klithikan Notoharjo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif