Soloraya
Rabu, 28 Maret 2018 - 08:15 WIB

Wakili Solo di Lomba Kelurahan Tingkat Provinsi, 5 Kelurahan Adu Potensi

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi suasana unit pelayanan publik di Kantor Kelurahan di Solo. (Dokumentasi/JIBI/Solopos)

Kelurahan bersaing tampilkan potensi.

Solopos.com, SOLO—Sebanyak lima kelurahan yang mewakili lima kecamatan di Kota Solo memaparkan situasi dan potensi kelurahan masing-masing di Pendhapi Gede Kompleks Balai Kota Solo, Selasa (27/3/2018). Mereka mengikuti Lomba Kelurahan Tingkat Kota Solo 2018.

Advertisement

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPPAPM) Kota Solo itu kegiatan tahunan. Pemenang lomba akan mewakili Kota Solo menuju lomba tingkat provinsi. (baca juga: HUT RI : Kelurahan di Jebres Solo Gelar Lomba hingga Pementasan Wayang Kulit)

Kegiatan paparan adalah satu di antara tiga aspek yang dinilai dalam lomba. Lima kelurahan yang maju adalah Kelurahan Penumping (Kecamatan Laweyan), Kelurahan Keprabon (Kecamatan Banjarsari), Kelurahan Kampung Baru (Kecamatan Pasar Kliwon), Kelurahan Tipes (Kecamatan Serengan), dan Kelurahan Sewu (Kecamatan Jebres).

Advertisement

Kegiatan paparan adalah satu di antara tiga aspek yang dinilai dalam lomba. Lima kelurahan yang maju adalah Kelurahan Penumping (Kecamatan Laweyan), Kelurahan Keprabon (Kecamatan Banjarsari), Kelurahan Kampung Baru (Kecamatan Pasar Kliwon), Kelurahan Tipes (Kecamatan Serengan), dan Kelurahan Sewu (Kecamatan Jebres).

Para lurah dan camat yang memaparkan kondisi wilayah mengenakan seragam atasan dan bawahan putih lengkap dengan topi putih.

Sementara lurah lain dan warga dari kelurahan yang maju lomba memberi dukungan. Mereka meneriakkan yel-yel mendukung kelurahan itu.

Advertisement

“Masalah di kelurahan tak hanya diselesaikan lurah tapi juga PKK, LPMK, dan koordinasi camat. Bobot lomba paparan ini adalah 30%. Lalu untuk penilaian lapangan bobotnya 50%. 20% untuk penilaian administrasi,” papar Widdi.

Menurutnya, lomba itu dapat menjadi bahan evaluasi perkembangan kelurahan dari tahun ke tahun. Ia menggarisbawahi kondisi masyarakat dengan program Wali Kota.

“Ini bukan masalah memang dan kalah. Tapi, bagaimana program Wali Kota dengan 3WMP [Wasis, Waras, Wareg, Mapan, dan Papan]. Ada perubahan enggak di masyarakat. Misalnya, warasnya ada peningkatan enggak? Wasisnya, pintarnya ada tambah enggak?” terangnya.

Advertisement

Dalam penilaian tersebut, Kelurahan Sewu menjadi peraih nilai terbanyak yaitu 8.105. Disusul Kelurahan Keprabon dengan nilai 8.065; Tipes dengan nilai 8.040, Kampung Baru dengan nilai 7.858; dan Penumping dengan nilai 7.775.

“Ini agenda setahun sekali. Ini tingkat kota dalam rangka tingkat provinsi,” terang dia.

Penilaian lapangan akan dilakukan secara bergantian mulai 4 April-12 April 2018 mendatang. Tim juri akan meninjau kelurahan-kelurahan terkait.

Advertisement

Lurah Keprabon, Rustika Atmawati, mengatakan ada beberapa keunggulan di Keprabon. Namun, pihaknya lebih memprioritaskan faktor budaya dan kuliner. Menurutnya, pengembangan dua potensi besar itu secara langsung maupun tidak langsung ikut mengembangkan pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat.

“Sebenarnya di wilayah Keprabon ada semua seperti karawitan, ketoprak bocah, tari, keroncong. Semua RW memiliki potensi masing-masing,” kata dia seusai pemaparan.

Menurutnya, potensi kebudayaan itu adalah hal yang nyata. Hal itu paling kentara saat event 17 Agustus karena Kelurahan Keprabon selalu menampilkan potensi warga lokal.

“Apabila ada kegiatan tidak mengambil pelaku luar,” katanya. Ditanya optimisme menjadi pemenang lomba, Rustika menyambut lomba itu secara alami dan mengalir saja. Ia hanya menyampaikan paparan sesuai kondisi nyata di wilayahnya.

Jadwal Penilaian Lapangan

Advertisement
Kata Kunci : Lomba Kelurahan
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif