Soloraya
Sabtu, 13 Februari 2021 - 19:00 WIB

Walah! 10 Ruang Kelas SD Negeri di Pinggiran Sukoharjo Rusak Berat

R Bony Eko Wicaksono  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pelajar SD (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SUKOHARJO – Sedikitnya 10 ruang kelas SD N di Sukoharjo dalam kondisi rusak berat dan harus segera direhab guna mendukung kegiatan belajar mengajar (KBM) penerapan saat pembelajaran tatap muka. Mayoritas ruang kelas yang rusak terletak di wilayah pinggiran.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo, Darno, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (13/2/2021). Perbaikan ruang kelas rusak kategori berat diprioritaskan selama tahun ini. Ruang kelas kategori rusak berat sangat mendesak atau urgent direhab. Plafon ruang kelas rusak sehingga rawan ambrol saat terjadi hujan lebat disertai angin kencang.

Advertisement

“Ada 10 sekolah yang perlu mendapat perhatian khusus karena ruang kelasnya tak layak digunakan untuk KBM. Kami sudah melakukan inventarisasi sekolah rusak yang menjadi prioritas utama pada tahun ini,” ujar dia.

Baca juga: Waduh, Ada Sarang Tawon Vespa Berdiameter 1 Meter Di Bendosari Sukoharjo

Advertisement

Baca juga: Waduh, Ada Sarang Tawon Vespa Berdiameter 1 Meter Di Bendosari Sukoharjo

Mantan Kepala SMAN 1 Sukoharjo ini menyampaikan mayoritas ruang kelas rusak terletak di SD wilayah pinggiran. Plafon dan kayu ruang kelas dibiarkan melapuk terkena air hujan. Dia khawatir plafon ruang kelas ambrol sehingga mengganggu proses KBM para siswa.

Darno menilai beberapa kepala sekolah kurang memperhatikan kondisi sarana dan prasarana (sarpras) sekolah.

Advertisement

Sejatinya, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bisa digunakan untuk membiayai perawatan dan pemeliharaan rehab skala ringan.

“Bisa menggunakan dana BOS untuk rehab skala ringan. Jangan menunggu atap ruang kelas ambrol baru diperbaiki karena sekolah juga wajib menjaga keselataman siswa,” papar dia.

Baca juga: 5 Fakta 2 Putri Dikunci di Keraton Solo: Makan Dedaunan hingga Disebut Playing Victim

Advertisement

Plafon Ambrol

Peristiwa ambrolnya plafon ruang kelas saat proses KBM pernah terjadi di SD N Serut 02, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, pada 2019. Kala itu, plafon ruang kelas ambrol sekitar pukul 08.45 WIB saat 13 siswa tengah berada di ruang kelas. Beruntung, plafon yang ambrol tak menimpa para siswa lantaran mereka berlindung di bawah meja.

Dahulu, seluruh SD N di Sukoharjo merupakan sekolah inpres yang dibangun pada tahun 1970-an. Sebagian bangunan ruang kelas SDN telah direhab selama beberapa tahun terakhir. Namun sebagian ruang kelas lainnya belum direhab lantaran kondisi bangunannya masih kokoh.

Berdasarkan data Disdikbud Sukoharjo, jumlah total jumlah ruang kelas SD N sekitar 4.000 ruang yang tersebar di 12 kecamatan se-Sukoharjo.

Advertisement

“Kemungkinan rehab ruang sekolah dikerjakan setelah penetapan APBD-Perubahan. Anggaran daerah terbatas sehingga pengerjaan rehab ruang kelas berdasarkan skala prioritas,” papar dia.

Baca juga: 2 Putri Dikunci di Keraton Solo Tidur Beralas Tikar

Sementara itu, seorang warga Desa Plesan, Kecamatan Nguter, Hasanah, menilai perhatian instansi terkait terhadap kondisi sarana dan prasana (sarpras) sekolah di perdesaan masih minim. Hal ini bisa mengganggu para siswa saat pembelajaran tatap muka kembali diterapkan.

Berbeda dengan sekolah di perkotaan yang kerap direhab. Nurimah berharap fasilitas maupun sarpras sekolah di wilayah perdesaan sebanding dengan sekolah di perkotaan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif