Soloraya
Selasa, 8 Februari 2022 - 18:59 WIB

Walah, 40 Ribuan Keluarga di Solo Tak Punya Jamban Sendiri

Mariyana Ricky P.d  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi WC Umum (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 43.585 keluarga di Kota Solo terdata tak memiliki jamban sendiri. Mereka mengakses jamban komunil/komunal, menggunakan jamban milik orang lain, atau lebih dari satu keluarga menggunakan satu jamban bersama-sama. Bahkan ada yang tak bisa mengakses jamban sehingga buang air besar sembarangan (BABS).

Jumlah tersebut setara dengan 22,68% dari 192.174 rumah tangga (RT) yang terdata berdasarkan hasil survei publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat 2021 dari Badan Pusat Statistik (BPS), belum lama ini.

Advertisement

Baca Juga: Waduh, Masih Ada Puluhan Warga Solo Antre MCK Umum Saban Pagi

Kepala BPS Solo, Totok Tavirijanto, mengatakan berdasarkan hasil survei tersebut diketahui pula mayoritas penduduk menggunakan sumur pompa sebagai sumber air utama untuk mencuci dan mandi. Jumlahnya tercatat sebanyak 65,86%.

Sedangkan mereka yang menggunakan aliran air PDAM hanya 26,75% dan sisanya menggunakan sumber mata air lainnya. “Semakin kemampuan ekonominya rendah, semakin tinggi tingkat pemakaian airnya menggunakan air sumur,” katanya diwawancarai Solopos.com, Selasa (8/2/2022).

Advertisement

Baca Juga: PDAM Solo Gencar Sosialisasi Layanan Sedot Tinja, Ini Targetnya

Statistisi Ahli Muda BPS Kota Solo, Leni Kurniawati, mengatakan 77,32% keluarga sudah memiliki jamban sendiri. Sementara hampir semua RW di permukiman padat penduduk selalu menyediakan jamban komunal.

Apabila dilihat dari persebaran jumlahnya, Kecamatan Pasar Kliwon, Jebres, dan Banjarsari lebih banyak membangun jamban komunal dibanding lainnya. “Satu jamban komunal jamaknya memiliki tiga atau empat kamar mandi atau kakus,” ucapnya.

Advertisement

Baca Juga: Awas, Kualitas Air Sumur dan Sungai Solo Tercemar Bakteri!

Asosiasi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sanitasi Kota Solo, Farhat Kamil, mengatakan berdasarkan hasil pendataan terakhir hingga akhir 2020, jumlah jamban komunil dan komunal mencapai 160-an unit. Jumlah itu tersebar di lima kecamatan.

Jamban komunal itu dikelola KSM Sanitasi. “Selain jamban komunal, layanan lainnya adalah IPAL [instalasi pengolahan air limbah] komunal. IPAL komunil biasanya diakses oleh 5-15 sambungan, untuk yang komunal 50-70 sambungan,” terangnya saat dihubungi terpisah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif