SOLOPOS.COM - <i>Espos/Moh Khodiq Duhri</i><i> <b>BARANG BUKTI</b><b> - Purwadi, 18, Warga Desa Ngimbang, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul menunjukkan barang bukti sepeda motor milik Lilik di Mapolres Klaten, Minggu (8/1).</b></i>

<I>Espos/Moh Khodiq Duhri<I> --BARANG BUKTI - Purwadi, 18, Warga Desa Ngimbang, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul menunjukkan barang bukti sepeda motor milik Lilik di Mapolres Klaten, Minggu (8/1).

Keinginan Purwadi, 18, untuk menikahi wanita pujaan hatinya pupus sudah. Warga Desa Ngimbang, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul itu harus digelandang polisi dari Polres Klaten sesaat sebelum menjalani prosesi ijab kabul pada Minggu (8/1) pagi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kini Purwadi ragu, Bunga, bukan nama sebenarnya, akan menerimanya sebagai calon suami setelah statusnya menjadi tersangka pembunuhan. ”Semua sudah terjadi. Saya tidak tahu apakah dia masih bisa menerima saya,” tutur Purwadi saat menjalani pemeriksaan di Mapolres Klaten.

Kisah nekat Purwadi dilatarbelakangi tidak adanya biaya untuk menikahi Bunga yang kini sudah mengandung tujuh bulan. Pihak keluarga Bunga sudah mendesak Purwadi untuk menikahi Bunga mengingat perut wanita itu kian membuncit. Namun, pekerjaanya sebagai buruh serabutan tidak bisa diandalkan. Desakan dari keluarga Bunga membuat Purwadi mengambil keputusan nekat.

Dia bermaksud menguasai uang senilai Rp450.000 sekaligus sepeda motor milik Lilik Arifin, 24, yang tak lain adalah temannya sendiri. ”Uang itu untuk biaya nikah, termasuk untuk membeli baju koko dan membeli rokok,” tutur Purwadi saat ditemui wartawan.

Pembunuhan terhadap Lilik sudah direncanakan Purwadi pada Jumat (6/1/2012) lalu. Malamnya, Purwadi mengajak Lilik jalan-jalan di seputaran Kota Klaten. Dia sengaja mengajak Lilik menenggak minuman keras (Miras) di Alun-alun Klaten.

Dalam keadaan setengah sadar akibat menenggak Miras, Purwadi mengajak Lilik keliling Kota Klaten hingga Sabtu (7/1) dini hari. Keduanya lalu berhenti di Jl Rajawali, Klaten Tengah. Keduanya sempat berbincang-bincang di atas trotoar jalan. Entah apa yang ada di pikiran Purwadi hingga dia nekat menghabisi nyawa temannya sendiri dengan cara membabi buta. Lagi asik ngobrol, tiba-tiba Purwadi mengambil sebuah bongkahan beton pecahan gorong-gorong jalan. Bongkahan beton itu dipukulkan ke muka Lilik sebanyak dua kali. Belum puas, dia lalu memukul kepala Lilik di bagian belakang hingga membuatnya tewas dalam kondisi bersimbah darah.

Jasad Lilik kali pertama ditemukan oleh dua petugas ronda di Kampung Blateran, Kalurahan Kabupaten, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten. Dari hasil pemeriksaan polisi saat itu, tidak ditemukan tanda pengenal di tubuh Lilik. Kondisi jasad Lilik mengalami luka sobek pada dahi sebelah kiri serta kepala bagian belakang. Oleh polisi, jasad Lilik dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Soeradji Tirtonegoro Klaten untuk divisum.

(JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya