Soloraya
Selasa, 22 Maret 2022 - 18:38 WIB

Walah, Perpusda Boyolali Ternyata Baru Punya 1 Buku Braille

Nimatul Faizah  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Staf Pustakawan Ahli Pertama Perpusda Boyolali, Anang Abdul Harahab, saat menunjukkan satu-satunya koleksi buku braille di Perpusda Boyolali, Senin (21/3/2022).(Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Perpustakaan Daerah (Perpusda) Boyolali baru memiliki satu buku braille yang dapat digunakan oleh penyandang tunanetra. Rencananya, Perpusda Boyolali akan menambah koleksi buku braille pada tahun ini.

Rencana penambahan buku braille tersebut diungkapkan oleh Staf Pustakawan Ahli Pertama Perpusda Boyolali, Danang Abdul Harahab, saat dijumpai Solopos.com di gedung Perpusda Boyolali Remen Maos pada Senin (21/3/2022).

Advertisement

“Kami memprioritaskan anggaran tahun ini untuk pengadaan koleksi untuk difabel tunanetra sebanyak Rp50 juta. Di sini, buku braille baru punya satu judul saja tentang peta tematik,” ungkapnya.

Baca juga: Perpusda Boyolali Berusaha Ramah Difabel, Ini Saran Pengguna Kursi Roda

Advertisement

Baca juga: Perpusda Boyolali Berusaha Ramah Difabel, Ini Saran Pengguna Kursi Roda

Dari anggaran sebesar Rp50 juta tersebut, Anang mengaku hanya akan mendapatkan sekitar 40 hingga 50 buku braille. Hal tersebut, kata Anang, dikarenakan harga buku braille lebih mahal dibandingkan buku konvensional.

Berbenah Jadi Gedung Inklusif

Disinggung mengenai aksesibilitas warga tunanetra di Perpusda Boyolali, Anang mengaku Perpusda masih belum memiliki guiding block sebagai pemandu jalan bagi penyandang tunanetra. Namun, ia mengatakan Perpusda Boyolali akan terus berbenah untuk menjadi gedung inklusif bagi penyandang disabilitas.

Advertisement

Baca juga: Asyik, Baca Buku di Perpusda Boyolali Bonus Nonton View Merapi-Merbabu

“Anggaran bersumber dari Dana Alokasi Khusus [DAK] sebesar Rp195 juta, kemudian dari anggaran pendampingan Rp19,5 juta. Terpecah menjadi koleksi ebook dan buku konvensional, nanti sekitar 500-an judul buku konvensional dan 300-an untuk ebook,” kata Anang.

Sementara itu, salah satu penyandang tunanetra asal Sambi, Boyolali, Bayu Ristanto, 30, mengaku penambahan buku braille di Perpusda Boyolali sangat penting untuk menambah minat baca penyandang tunanetra.

Advertisement

“Saya juga menyarankan fasilitas diperlengkap sesuai kebutuhan sensorik netra. Saya juga mencari buku Iqro braille di Perpusda Boyolali jika ada tambahan koleksi buku,” ungkapnya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (22/3/2022).

Baca juga: Kasus Covid-19 Turun Tapi Boyolali Masih PPKM Level 3, Mengapa?

Lebih lanjut, Bayu juga menyarankan agar pengelola Perpusda Boyolali untuk mensosialisasikan kepada penyandang tunanetra jika nanti telah menambah koleksi buku braille. “Jadi kalau ada bukunya tapi enggak ada sosialisasi dan pengenalan kepada teman tunanetra, ya kami jadi kurang begitu tertarik,” kata Bayu.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif