SOLOPOS.COM - Area bendungan WGM Wonogiri dan PLTA WGM Wonogiri, Kamis (15/6/2023). Air permukaan WGM bakal menjadi sumber air baku SPAM Regional Wosusokas. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Wonogiri hanya mendapatkan jatah air curah sebanyak 10% atau 150 liter/detik dari total kapasitas produksi air dari Sistem Penyediaan Air Minum atau SPAM Regional Wonogiri Sukoharjo Solo Karanganyar atau Wosusokas.

Padahal, sumber air baku untuk SPAM itu berasal dari Waduk Gajah Mungkur (WGM) yang berlokasi di Sendang, Wonogiri. Wilayah yang mendapat jatah terbanyak justru Kota Solo mencapai 750 liter/detik.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kemudian Sukoharjo mendapat 500 liter/detik dan Karanganyar 50 liter/detik. Sebagai informasi, berdasarkan data Perusahaan Daerah Air Bersih PT Tirta Utama Jawa Tengah Perseroda, SPAM Regional Wosusokas bakal memproduksi air curah dengan kapasitas total 1.450 liter/detik.

Total jumlah sambungan rumah yang dilayani sebanyak 116.000 sambungan. Di Kabupaten Wonogiri, hanya dua kecamatan yang bisa dilayani SPAM Regional Wosusokas, yakni Wonogiri dan Selogiri.

Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Giri Tirta Sari Wonogiri, Sumarjo, mengatakan Wonogiri mendapatkan air curah dari SPAM Wosusokas sebesar 150 liter/detik atau 10% dari total kapasitas produksi. Kapasitas sebesar itu untuk melayani 12.000 sambungan rumah (SR) dengan jumlah 80.000 jiwa di Wonogiri dan Selogiri. 

Dua kecamatan itu terlayani SPAM Wosusokas lantaran berada di jalur yang dilewati jaringan distribusi utama (JDU) air dari Waduk Gajah Mungkur (WGM) hingga Sukoharjo, Solo, dan Karanganyar. 

“Sebanyak 12.000 SR itu ada yang baru [sambungan baru] ada pula SR eksisting [lama, pelanggan PDAM Wonogiri saat ini]. SR lama untuk memperbaiki layanan,” kata Sumarjo kepada Solopos.com, Kamis (29/6/2023).

Menurut Sumarjo, JDU SPAM Wosusokas tidak mengarah ke selatan sehingga belum bisa turut mengatasi masalah kekeringan yang masih terjadi di beberapa lokasi wilayah tersebut. Kendati begitu, SPAM Wosusokas bakal membantu meningkatkan pelayanan PDAM Wonogiri saat kemarau di Wonogiri dan Selogiri.

“Kalau kemarau debit air yang kami produksi berkurang, maka dengan SPAM Wosusokas ini kelak bisa membantu kami saat kemarau,” ujar dia. Ihwal masalah kekeringan di wilayah selatan, PDAM Wonogiri secara perlahan sudah bisa mengatasi hal tersebut.

Dia menjelaskan beberapa wilayah seperti Pracimantoro dan Paranggupito kini sudah sangat berkurang desa yang kekeringan saat kemarau karena PDAM Wonogiri telah menemukan sumber air dan telah mendistribusikan ke warga. 

Air Bersih Wilayah Selatan

Dia mencontohkan saat ini desa-desa di Pracimantoro hampir semuanya bebas kekeringan. PDAM telah berhasil mengebor beberapa sumber air, beberapa di antaranya berada di perbatasan Wonogiri dengan Gunung Kidul, DIY.

Di Paranggupito, hampir semua desa telah teraliri air bersih dari sumber air Banyutowo, tetapi hanya Desa Gendayakan yang semua rumahnya sudah memiliki sambungan pipa. Sementara desa lain masih menggunakan hidran umum.

“Di Paranggupito masih banyak yang pakai hidran umum karena kapasitas air dari sumber airnya terbatas. Kami terkendala pada ketersediaan sumber air. Ini masih terus dalam pencarian,” jelasnya.

Sumarjo menambahkan secara bisnis, pendistribusian air PDAM ke warga di Wonogiri selatan tidak menguntungkan. Sebab pada saat penghujan mereka menggunakan air curah hujan.

Air dari PDAM hanya digunakan saat kemarau. Tetapi hal itu tidak menjadi masalah karena secara umum PDAM Wonogiri tetap masih laba. Laba itu banyak didapatkan dari pelanggan PDAM di wilayah utara Wonogiri. 

Direktur Utama dan Keuangan PT Tirta Utama Jawa Tengah, Amir Tohari, menyampaikan proyek pembangunan SPAM Regional Wosusokas dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap I dimulai pada 2016 dengan membangun intake, transmisi air baku, dan silo air. Pembangunan itu sudah selesai pada 2018

Saat ini pembangunan tahap I dilanjutkan dengan membangun IPA, jaringan distribusi utama (JDU), dan sejumlah reservoir di Wonogiri, Sukoharjo, dan Karanganyar. Proyek lanjutan tahap pertama pembangunan SPAM Wosusokas itu sudah dimulai pada April 2023 dimulai dengan membangun IPA di area WGM Wonogiri di Kelurahan Wuryorejo, Wonogiri.

Anggaran proyek ini berasal dari APBN senilai Rp1,2 triliun. “Perkembangan proyek itu sekarang ini sudah dalam pembangunan IPA dan beberapa reservoir. Selanjutnya pembangunan JDU,” kata Amir.

Dia melanjutkan dari proyek tahap I, SPAM Wosusokas akan memproduksi debit air berkapasitas 750 liter/detik. Kemudian dari proyek tahap II, produksi air curah ditambah 700 liter/detik menjadi total 1.450 liter/detik.

Adapun pembagian air curah tersebut Kabupaten Wonogiri menerima 150 liter/detik, Sukoharjo 500 liter/detik, Solo 750 liter/detik, dan Karanganyar 50 liter/detik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya