SOLOPOS.COM - Kondisi bangunan Panggung Sanggabuwana di Kompleks Keraton Solo yang dinilai paling mendesak diperbaiki. Foto diambil Minggu (8/1/2023). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO–Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menargetkan revitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo) mulai tahun ini. Ada anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Pantauan Solopos.com di Taman Pracima Pura Mangkunegaran, Solo, Selasa (7/2/2023), Wali Kota Solo melakukan rapat dengan sejumlah staf Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti  sekitar pukul 10.00 WIB.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Gibran menjelaskan tim kecil revitalisasi Keraton Solo merupakan Gibran dan Diana. Kementerian PUPR telah berkomitmen melakukan revitalisasi Keraton Solo tahun ini.

“Sekarang tugasku ngobrol sama beliau-beliau yang di sana. Gusti ini setuju apa enggak. Kalau setuju langsung digarap. Tahun ini kudu rampung,” kata dia kepada wartawan setelah selesai rapat.

Dia menjelaskan ada anggaran dari Kementerian PUPR untuk revitalisasi awal Keraton Solo. Gibran tidak menyebut jumlah anggaran untuk revitalisasi namun ketika ditanya apakah sampai Rp10 miliar mengatakan lebih.

“Rp10 miliar lebih. Ini bangunan cagar budaya,” ungkapnya. Dia mengatakan bakal menyampaikan kajian serta rencana revitalisasi kepada Keraton Solo. Realisasi menunggu persetujuan Keraton Solo.

“Saya harus dapat persetujuan dari gusti dulu intine dari saya dari PUPR wes siap. Tinggal beliau-beliau ya,” ujarnya.

Gibran belum mau menjelaskan bangunan apa saja yang bakal direvitalisasi dalam waktu dekat. Revitalisasi Keraton Solo bakal dilakukan bertahap seperti revitalisasi Pura Mangkunegaran.

Terpisah, Adik Paku Buwono (PB) XIII, G.K.R. Wandansari atau disapa Gusti Moeng, mengapresiasi langkah Gibran yang mengupayakan revitalisasi Keraton Solo. Keraton menunggu dipanggil Wali Kota Solo untuk langkah tindak lanjutnya.

“Kami sudah serahkan grand desain yang terakhir. Dari situ kan ada prioritas yang kemarin disampaikan pertemuan pertama waktu makan siang itu yang kelihatan adalah Panggung Sangga Buwana, Sitihinggil yang memprihatinkan,” kata dia kepada wartawan melalui sambungan telepon.

Dia mengatakan sejumlah bangunan garasi kereta dan mobil belakang Masjid Paromosono hampir ambrol. Sejumlah bangunan lain yang mendesak segera direvitalisasi merupakan Sasana Mulya.

Berdasarkan laman resmi Pemkot Solo, Panggung Sangga Buwana didirikan Sri Susuhunan Paku Buwono III pada 1728. Bangunan menara ini sempat terbakar pada 19 November 1954 kemudian dibangun kembali dan selesai pada 30 September 1959.

Sebelum terbakar atap bangunan ini berbentuk segi delapan yang disebut hasta wolu dengan nama tudung saji. Namun, setelah bangunan ini direnovasi bentuk atapnya dibuat seperti payung yang terbuka.

Panggung Sangga Buwana dulunya dibuat untuk mengintai musuh dari ketinggian. Selain itu tempat ini juga biasa digunakan oleh raja untuk bermeditasi. Terdapat beberapa fungsi lain dari bangunan Panggung Sangga Buwana.

Fungi bangunan tersebut di antaranya digunakan untuk tempat menaruh sesaji, tempat untuk bertemu dengan Kanjeng Ratu Kencana Sari atau Ratu Kanjeng Ratu Kidul yang bertahta di Kadhaton Saloka Dhomas, dan tempat untuk mengintai tentara Belanda yang berada di Benteng Vastenburg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya