Soloraya
Selasa, 19 September 2023 - 19:29 WIB

Wali Kota Gibran Sebut Water Bombing TPA Putri Cempo Efektif

Kurniawan  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Helikopter Super Puma milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemadaman dari udara (water boombing) titik api yang membakar gunungan sampah di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Jebres, Solo, Selasa (19/9/2023). (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO–Musibah kebakaran gunungan sampah di TPA Putri Cempo Mojosongo, Solo, mulai terkendali setelah dilakukan water bombing menggunakan helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (19/9/2023).

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, optimistis kobaran api di TPA Putri Cempo segera bisa dipadamkan, seiring telah dilakukannya water bombing.

Advertisement

“Ini [Selasa] saya lihat [water bombing] sampai 14 tumpahan air ya,” ujar dia kepada wartawan di Gedung DPRD Solo, Selasa (19/9/2023).

Tidak sampai di situ, menurut dia, water bombing akan terus dilakukan hingga 30 tumpahan air. Melihat hasil dari water bombing hari ini, kemungkinan api yang membakar sampah, bisa segera dikendalikan.

Gibran pun menilai dampak dari metode water bombing sangat efektif untuk memadamkan api di TPA Putri Cempo. “Nanti sampai 30 tumpahan air ya. Saya lihat efektif sekali untuk memadamkan api. Wes beres,” terang dia.

Advertisement

Di sisi lain water bombing yang dilakukan menggunakan air dari Bengawan Solo. Helikopter yang membawa kantong air bermanuver di atas Bengawan Solo untuk mengambil air, lalu membawanya ke TPA Putri Cempo.

Sesampai di atas titik api TPA Putri Cempo, air yang diangkut menggunakan kantong, dilepaskan. Butuh beberapa tumpahan air untuk mengendalikan api yang membakar sampah. Water bombing tepat untuk menangani kebakaran.

Sebab air langsung ditumpahkan di titik api, dari atasnya. Berbeda dengan pemadaman kebakaran menggunakan armada damkar yang jarak jangkaunya terbatas.

Advertisement

Kebakaran di TPA Putri Cempo sendiri sudah sering terjadi pada musim kemarau. Pemicunya bisa beraneka ragam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif