Soloraya
Rabu, 16 Juni 2021 - 00:32 WIB

Wali Kota Solo Gibran Tak Setuju Seluruh Pulau Jawa Lockdown, Apa Alasannya?

Mariyana Ricky P.d  /  Newswire  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gibran saat menghadiri acara lomba ikan cupang Piala Wali Kota Solo di Solo Paragon Mal, Minggu (13/6/2021) siang. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku tak setuju dengan wacana lockdown seluruh wilayah Pulau Jawa untuk menekan persebaran Covid-19.

Menurut putra Presiden Joko Widodo itu, wacana lockdown Pulau Jawa tidak adil. Hal itu karena tak semua daerah berstatus zona merah atau risiko tinggi persebaran Covid-19.

Advertisement

“Lockdown se-Jawa ya itu kurang fair terutama kota yang bukan zona merah. Solo sedang fase pemulihan ekonomi kalau lockdown ya turun lagi, ya dilihat, tidak bisa sama rata. Solo dan Kudus beda. Jangan semua total lockdown, ya susah, Solo sudah baik sekali, vaksinasi cepat, PPKM Mikro dan Jogo Tonggo jalan, kalau lockdown tidak fair,” katanya kepada wartawan, Selassa (15/6/2021).

Baca Juga: Waduh! Lonjakan Kasus Covid-19 Bikin Rumah Sakit di Solo Hampir Penuh

Advertisement

Baca Juga: Waduh! Lonjakan Kasus Covid-19 Bikin Rumah Sakit di Solo Hampir Penuh

Diberitakan detikcom, pakar epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan karantina atau lockdown harus dilakukan serentak di Pulau Jawa agar kasus Covid-19 tak semakin menggila.

"Belum ada varian serius, kita harus PSBB dan karantina wilayah. Apalagi saat ini [sudah ada varian baru yang lebih kuat], harus level Jawa, bukan lagi Jakarta," ucap Dicky.

Advertisement

Baca Juga: SE Wali Kota Solo 15-28 Juni: Pelaku Perjalanan Nginap Wajib Bawa Hasil Tes Negatif Covid-19

Pemerintah Harus Serius

"Kita bisa hadapi periode atau durasi lonjakan, relatif bisa dua bulan, bahkan tiga bulan melihat data terakhir," ucapnya.

Pemerintah, menurut Dicky, perlu serius mengerahkan segala upaya untuk mengatasi lonjakan kasus tersebut sehingga kasus tidak terus melonjak secara tajam dalam beberapa hari ke depan. Salah satunya dengan lockdown Pulau Jawa.

Advertisement

Semua daerah, lanjut Dicky, wilayah khususnya Jawa, Bali, Madura, dan Jakarta harus memperkuat 3T yang meliputi testing, tracing, dan treatment.

Baca Juga: Puluhan Pengunjung dan Pedagang Pasar Ikan Balekambang Solo Dites Swab, Ini Hasilnya

Juga vaksinasi masif agresif dan 5 M yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi. Penguatan itu baik secara kuantitas maupun kualitas.

Advertisement

"Peran perkantoran, WFH wajib, harus semua bersinergi, kolaborasi, jangan ini membatasi pergerakan, bekerja di rumah, yang ini menyuruh orang pergi," katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif