Solo (Solopos.com)–Walikota Solo, Joko Widodo mengakui cukup banyak pedagang Gladak Langen Bogan (Galabo) yang melanggar kesepakatan awal tentang jenis menu kuliner yang dijajakkan. Hal itu menjadi pemicu permasalahan internal di kalangan pedagang.
Walikota menegaskan, sejak awal para pedagang Galabo sudah menandatangani kesepakatan untuk menyajikan jenis menu tertentu. Tetapi seiring berjalannya waktu banyak pedagang yang beralih menu lain. “Kebanyakan pedagang itu beralih ke menu yang lebih laris. Kalau yang laris itu soto, pedagang beralih ke soto semua. Kalau yang laris warung hik, lalu pedagang beralih buka warung hik semua. Nanti akan kita evaluasi, mestinya pedagang itu menyajikan menu sesuai kesepakatan yang sudah ditandatangani sejak awal,” tegasnya saat ditemui wartawan seusai acara Peresmian Gedung Pelayanan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Solo, Minggu (10/4/2011).
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Sementara, Ketua Paguyuban Pedagang Galabo sisi timur, Atmanto Setyo Budiono mengakui cukup banyak pedagang yang melanggar kesepakatan tersebut. Kondisi itu, kata Atmanto, menimbulkan kecemburuan sosial di kalangan pedagang. Oleh karenanya, ia mendukung upaya Walikota mengembalikan konsep aturan menu sesuai dengan kesepakatan awal.
(mkd)