Soloraya
Sabtu, 17 Juli 2021 - 14:43 WIB

Wanita Sragen Pingsan di Jalan dan Tidak Segera Ditolong, Warga Mengaku Takut Tertular Corona

Muh Khodiq Duhri  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi seorang wanita pingsan. (freepik)

Solopos.com, SRAGEN — Virus Corona benar-benar menjadi hantu menakutkan bagi warga. Karena takut dengan Corona, warga sempat kebingungan saat mendapati seorang wanita yang pingsan di tepi jalan, tepatnya di Desa Jirapan, Masaran, Sragen, Sabtu (17/7/2021), pagi.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, wanita berinisial ELP, 18, tiba-tiba pingsan saat melintasi jalan Desa Jirapan sekitar pukul 09.45 WIB. Ia sempat menghentikan sepeda motornya di tepi jalan. Setelah menurunkan standar sepeda motor, tiba-tiba wanita asal Desa Gebang itu jatuh tersungkur di tepi jalan. Mengetahui hal itu, warga tidak berani langsung menolong. Beruntung, ada warga yang berinisiatif menghubungi sukarelawan sehingga pertolongan yang diharapkan segera datang.

Advertisement

“Kondisi saat ini warga sangat takut dengan Corona sehingga korban dibiarkan selama 15 menit, tidak segera ditolong. Beruntung sukarelawan Senkom segera datang. Korban diantar ke rumahnya. Kondisinya sudah baikan,” jelas Koordinator SAR Poldes Sepat, Bambang Sugianto, kepada Solopos.com.

Baca Juga: Pemdes Krikilan Sragen Bagi-Bagi Sembako untuk Jadup Warga Isoman

Sebelumnya, ketakutan warga kepada virus corona juga membuat warga Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Sragen tidak berani mendekati jasad WN, 41. Jasad perempuan itu sempat tidak terurus oleh warga setempat selama sekitar 4,5 jam. Warga khawatir WN terkonfirmasi positif Covid-19 sehingga tidak berani mendekati jasadnya.

Advertisement

Sebelum meninggal dunia, WN sudah 10 hari mengalami demam. Oleh keluarga, ia sempat dilarikan ke klinik kesehatan di Sragen, namun kondisinya belum membaik. Ia juga sempat mengalami sesak napas, namun warga sekitar kesulitan mendapatkan bantuan oksigen.

Jenazah Telantar

Pada Rabu (14/7/2021), WN akhirnya mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 04.00 WIB. Nahas bagi dia, tidak ada warga sekitar yang berani mengurus jenazah WN baik untuk memandikan, mengavani, menyolatkan, hingga menguburnya.

Baca Juga: Geger Ulah Kades Jenar Sragen Pasang Baliho Memaki Pejabat, Minta Maaf, Lalu Ngamuk di Hajatan

Advertisement

“Informasinya masih simpang siur. Ada yang menyebut dia reaktif Covid-19 sehingga warga sekitar tidak berani mendekati jenazah itu. Tapi, nama dia tidak masuk dalam daftar warga kami yang menjalani isolasi mandiri yang dibuktikan dengan hasil swab,” terang Sekretaris Desa Kebonromo, Sumanto, kepada Solopos.com.

Setelah mendapat laporan itu, Satgas Penanggulangan Covid-19 Desa Kebonromo kemudian menghubungi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Selanjutnya, jenazah dibawa ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen sekitar pukul 08.30 WIB atau setelah 4,5 jam sejak WN meninggal dunia. Berdasal hasil swab oleh tim dokter dari RSUD, jenazah WN dipastikan negatif Covid-19. Setelah menerima bukti hasil swab, warga baru berani mengurus prosesi pemakaman jenazah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif