Warga Baluwarti persoalkan usaha sablon

Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Solo (Solopos.com)–Warga RW III Kelurahan Baluwarti, Pasar Kliwon, mempersoalkan usaha konveksi sablon printing di lingkungan mereka. Sebab, usaha tersebut dinilai sebagai sumber pencemaran air sumur warga selama ini.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Atas persoalan tersebut, warga yang diwakili Ketua RT I/ RW III dan pengurus PKK Baluwarti melaporkan persoalan tersebut ke lurah setempat. Dalam laporannya, warga mengaku usaha tersebut telah lama beroperasi, namun belum ada izin dari warga setempat.

”Kami minta kelurahan segera mengambil langkah atas persoalan pencemaran limbah ini. Dan pemilik usaha segera dipanggil,” kata Ketua RT I/ RW III, Ahmid Qosim, kepada Espos  seusai mengadu ke Lurah Baluwarti, Chatarina, Selasa (9/8/2011).

Ahmid menjelaskan persoalan tersebut sebenarnya telah terjadi sejak dua tahun lalu. Namun warga belum berani mengambil sikap lantaran ada perasaan pakewuh dan tak enak sesama tetangga. Namun, lantaran lambat laun belum ada penyelesaiannya, satu persatu warga mulai angkat suara.

”Sebab, dulu yang bersangkutan mengaku akan membersihkan limbah agar tak mencemari lingkungan. Tapi, ternyata hingga kini belum ada penyelesaiannya,” jelas warga lainnya, Dyah.

Dampak langsung atas pencemaran air sumur warga selama ini, kata Dyah, ialah keluhan gatal-gatal akibat pemakaian sumur. ”Untuk urusan air minum, warga memakai air kemasan dan sebagian minta warga yang memakai sumur ledeng,” terangnya.

Atas kenyataan itulah, Ahmid berjanji akan segera mempertemukan warga dengan pemilik usaha sablon setelah Lebaran. Keluhan warga akan menjadi data awal untuk ditindaklanjuti.

Lurah Baluwarti, Chatarina menyatakan bakal mempertemukan warga dengan pemilik usaha sablon. Harapannya, forum tersebut bisa menjadi mediasi. ”Harapannya, ada juga bukti kajian penelitian air. Sehingga bukti itulah yang akan menjadi acuan,” terangnya.

(asa)