SOLOPOS.COM - Anak-anak bermain bola di lapangan, kompleks Suryapuran, Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Minggu (6/8/2023). Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Solo menyediakan lapangan untuk warga setempat. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO–Anak-anak kini bermain maupun berolahraga dengan aman dan nyaman di halaman kompleks Suryapuran, Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Sebelumnya, mereka kesulitan mencari ruang publik untuk bermain hingga dibayangi cedera akibat menginjak tusuk satai.

Azizan Atha Yamani, 13, bermain futsal dengan lincah tanpa alas kaki di kompleks Suryapuran yang merupakan halaman Masjid Baitul Karim, Minggu (6/8/2023) setelah waktu Salat Asar. Kawasan itu merupakan kantor sekaligus masjid yang digunakan pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Solo.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Futsal dimainkan dua tim dengan anggota tim masing-masing lima orang, anak-anak lain menjadi cadangan, dan ada yang bertugas menjadi wasit.  Semua anak bertanding tanpa alas kaki. Jenis bola yang digunakan adalah plastik.

Izan, sapaan akrabnya keluar lapangan ketika lelah. Kawan lainnya yang menjadi cadangan pun menggantikannya. Izan mengisi energi dengan minum air, bekal yang dia bawa dari rumah.

Sambil duduk berkeringat di luar lapangan, Izan siap menggantikan temannya yang ingin beristirahat sejenak. Izan tampak bersemangat bermain bola waktu itu. Ruang publik untuk bermain yang aman dan nyaman itu sudah dia dambakan sejak lama.

“Fasilitas ini bikin nyaman bermain. Gak ada batu, halus, bisa pakai sepatu juga. Ada tambahan gawang jadi lengkap,” kata Izan.

Izan mengatakan Baluwarti tidak ada area publik yang aman dan nyaman bagi anak-anak untuk berolahraga sebelum lapangan bola/voli di Kompleks Suryapulan diresmikan oleh Amir Nasional JAI, Maulana Mirajuddin Shahid, Rabu (12/7/2023) sore.

Baluwarti merupakan wilayah kelurahan dengan permukiman padat penduduk. Ada salah satu fasilitas lapangan di kawasan Ngabean, Baluwarti, namun ada material bangunan dan jaraknya lumayan jauh bagi Izan. Ruang terbuka lainnya adalah Alun-alun Selatan namun bikin kapok anak-anak.

Izan pernah cedera kaki ketika bermain di Alun-alun Selatan. Kondisi Alun-alun Selatan banyak sampah sehingga dia kapok bermain di kawasan itu. “Kaki saya pernah kena tusuk satai sampai cedera. Di sana juga banyak senar layangan,” jelas dia.

Pilihan yang realistis bagi Izan adalah kompleks Suryapulan. Tidak masalah bagi Izan bermain di kompleks Suryapuran meskipun Masjid Baitul Karim bukan pilihannya untuk beribadah.

Sulitnya mencari ruang publik untuk bermain di Kelurahan Baluwarti juga diakui Alvino, 10, sebelum merasa aman dan nyaman di halaman kantor Jemaat Ahmadiyah Solo. Ruang publik lain yang paling dekat dengan rumahnya, yakni Alun-alun Selatan.

Selain adanya sampah tusuk satai yang kerap terinjak anak-anak di Baluwarti, hal yang dihindari Alvino adalah kotoran kerbau yang tak nyaman apabila terinjak di kawasan Alun-alun Selatan.

Alvino lebih sering ibadah di masjid selain Masjid Baitul Karim. Namun, menjadikan halaman kantor Jemaat Ahmadiyah Solo sebagai pilihan utama untuk bermain atau berolahraga. Bahkan Alvino memilih halaman Masjid Baitul Karim sebelum dibangun lapangan.

Kondisi halaman Masjid Baitul Karim berupa tanah dan tidak rata atau rusak akibat lalu lalang kendaraan pengangkut material bangunan. Selain itu, Alvino kerap berbagi ruang dengan sekitar enam mobil milik warga Baluwarti yang diparkir di halaman Masjid Baitul Karim. “Alhamdulilah sekarang dibikin lapangan,” jelas dia.

Adapun lapangan itu tak hanya digunakan oleh anak-anak. Para perempuan dewasa sampai orang lanjut usia biasanya senam setiap pukul 05.30 WIB pada Senin, Rabu, Sabtu.

Sementara laki-laki bermain voli Selasa, Kamis, Minggu sore. Di luar jadwal itu digunakan futsal anak-anak. Anak-anak perempuan juga menjadikan halaman kantor JAI Solo untuk bermain pasir waktu sore.

Pembina Kerohanian/Mubaligh JAI Solo, Muhaimin Khoirul Amin, mengatakan ruang publik warga terbatas. Bahkan Kelurahan Baluwarti tak memiliki gelanggang olahraga. Kondisi itu membuat pengurus Jemaat Ahmadiyah Solo membangun lapangan.

“Kami inisiatif bikin lapangan yang bagus, enak dipakai, dan masyarakat bisa memanfaatkan,” kata dia kepada Solopos.com.

Muhaimin mengatakan tujuan organisasinya menjelang 100 tahun Jemaat Ahmadiyah Indonesia 2025 dengan menyediakan asetnya bisa dipakai masyarakat, bisa bermanfaat, dan saling membaur.

JAI Solo berencana membangun taman ramah anak di kompleks Suryapuran. Jemaat Ahmadiyah Solo sudah mengajukan permohonan bantuan ke pengurus pusat.

Pembina Kerohanian JAI Solo Jemaat Ahmadiyah Indonesia Solo
Pembina Kerohanian/Mubaligh JAI Solo, Muhaimin Khoirul Amin. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Adapun masuknya Jemaat Ahmadiyah Indonesia ke Solo bermula dengan keberadaan tokoh Jemaat Ahmadiyah sekitar 1994. Terdengar kabar ada Jemaat Ahmadiyah lalu mereka melakukan pertemuan.

Jemaat Ahmadiyah Solo terbentuk pada 16 Juli 1994 setelah melakukan ibadah Jumat di rumah warga, Makno Karto Raharjoyang di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

Namun, dua bulan setelah itu terjadi pelemparan batu ke rumah milik Makno. Rumah Makno tak lagi digunakan. Lalu Jemaat Ahmadiyah Solo berpindah ke bangunan yang dibeli KRA Bray Mahyastoeti Notonagara.

KRA Bray Mahyastoeti Notonagara yang merupakan cucu Pakubuwono X mewakafkan rumah dan pekarangan 2.750 meter persegi di  kompleks Suryapuran untuk Jemaat Ahmadiyah Solo. Kini jumah anggota JAI Solo sekitar 200 jiwa.



JAI Solo menjadi pusat Jemaah Ahmadiyah di Soloraya. Jumlahnya sekitar 1.000 orang, antara lain di Karanganyar dan di Wonogiri. Mereka melakukan pengajian bersama setiap bulan.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengapresiasi upaya Jemaat Ahmadiyah Indonesia Solo membangun lapangan yang bisa dimanfaatkan semua warga di Baluwarti. Dia baru tahu ada ormas Islam di Kota Solo yang menyediakan asetnya dibangun lapangan dan taman bermain.

“Boleh, bagus, bagus, mangga. Kalau dipakai warga umum, kami senang,” kata Gibran ditemui di Balai Kota Solo, Senin (7/8/2023).

Menurut dia, Kota Solo kekurangan ruang terbuka hijau. Namun, Pemkot Solo berkomitmen membangun taman cerdas, taman bermain anak, dan taman untuk orang lansia di semua kelurahan.

“Kami kan lagi merapikan makam-makam. Makam yang tak terpakai kami manfaatkan untuk ruang terbuka hijau,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya