KLATEN-Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten, Ronny Roemito, menyatakan penyebab keracunan masal yang terjadi di Kecamatan Bayat, Klaten beberapa waktu lalu adalah opor ayam.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Hal tersebut terungkap berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium Dinkes Provinsi Jawa Tengah. Ronny saat ditemui di kantornya awal pekan kemarin mengatakan ayam yang dimasak untuk opor tersebut positif mengandung bakteri Salmonella Parathypi.
Bakteri itu dapat muncul akibat ayam yang dimasak tersebut masih dalam keadaan kotor. Selain itu ayam tersebut dimasak belum terlalu matang, sehingga bakteri masih dapat hidup di dalam ayam tersebut. Selain dari faktor ayam yang dimasak, peralatan masak yang dipakai juga mempengaruhi berkembangnya bekteri itu. Misalnya peralatan masak dalam keadaan kotor atau jarang digunakan.
Bakteri e-Coli
Menurut Ronny, dari hasil yang didapatkan oleh tim Dinkes di lapangan, mendapati rumah yang dipakai untuk memasak opor ayam itu dalam kondisi kosong pada setahun terakhir. Padahal untuk memasak opor ayam tersebut, warga menggunakan peralatan dari rumah yang tak dihuni tersebut.
“Kemungkinan juru masak belum membersihkan peralatan yang dipakai untuk memasak hingga bersih. Jika sudah bersih seharusnya bakteri itu tidak dapat berkembang hingga masuk ke tubuh manusia,” kata Ronny.
Penyebaran bakteri Salmonella Parathypi tersebut juga diperkuat dengan tanda-tanda yang muncul dari tubuh pasien yang keracunan, yakni panas selama tiga hari dan ingin buang air besar.
Ronny menguraikan selain bakteri, penyebab keracunan massal itu juga diduga karena bakteri Escherchia Coli, yang berasal dari sumur warga. Hal itu didapati dari pengecekan sampel sumur warga yang mengandung e-Coli sangat tinggi.
Diberitakan sebelumnya, ratusan warga yang berasal dari Desa Bogem, Nengahan dan Paseban, mengalami keracunan massal akibat mengkonsumsi opor ayam yang diberikan oleh salah seorang warga yang sedang melakukan hajatan. Dari ratusan warga itu, beberapa warga dirawat secara intensif di beberapa rumah sakit dan puskesmas di Kabupaten Klaten. Selain itu, ada salah seorang warga yang meninggal dunia diduga karena keracunan tersebut.