SOLOPOS.COM - Perahu rakit dengan dihias lampu melintas dipanggung pentas musik di Rawa Jombor, Krakitan, Bayat, Klaten, Jumat (4/8/2023) malam. (Istimewa/Diskominfo Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Perahu wisata tradisional beberapa tahun terakhir menjadi magnet baru di Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Pelaku wisata berharap festival perahu rakit bisa menjadi agenda tahunan.

Ketua Paguyuban Perahu Wisata Tradisional Rawa Jombor, Sutomo, menjelaskan saat ini ada 25 perahu wisata yang beroperasi. Jumlah itu menurun dibandingkan saat awal perahu wisata tradisional bermunculan pada 2019 lalu, yakni sekitar 44 perahu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Saat ini perahu yang dulunya 44 unit tinggal 25 unit yang layak jalan. Lainnya tidak bisa beroperasi. Untuk pemilik yang dermaganya kurang ramai akhirnya tidak bisa menutup biaya operasional,” jelas Sutomo saat ditemui Solopos.com beberapa waktu lalu.

Soal peminat wisata naik perahu tradisional, Sutomo mengatakan saat ini relatif masih lumayan, terutama saat akhir pekan.

“Kalau di luar event masih lumayan. Setiap sore masih jalan walau dua sampai tiga kali jalan, masih bisa menutup operasional. Kalau Sabtu-Minggu rata-rata dua hari itu bisa [dapat omzet] Rp3 juta sampai Rp4 juta,” kata Sutomo.

Sutomo menjelaskan awalnya perahu wisata bermunculan mendukung warung apung yang sudah lebih dulu muncul dan pernah menjadi ikon Rawa Jombor. Seiring revitalisasi, warung apung dipindahkan ke daratan dan sebagian pedagang kini berpindah ke plaza kuliner yang ada di Taman Nyi Ageng Rakit.

“Sekarang kami [pelaku usaha perahu wisata] berusaha sendiri agar booming lagi,” kata dia.

Pada Jumat (4/8/2023) malam lalu, ada festival perahu rakit tradisional di Rawa Jombor. Para pelaku usaha perahu wisata memeriahkan festival itu. Perahu tradisional yang dihiasi lampu membikin kawasan Rawa Jombor warna-warni. Perahu-perahu wisata beratraksi membentuk angka 219 sesuai Hari Jadi Kabupaten Klaten tahun ini.

Sutomo menjelaskan festival perahu rakit tradisional bersamaan dengan pentas musik di Taman Nyi Ageng Rakit tersebut baru kali pertama digelar. Dia berharap event tersebut bisa menjadi agenda rutin tahunan untuk mendongkrak perahu wisata tradisional di Rawa Jombor semakin dikenal.

“Harapannya melalui event seperti ini bisa mendongrak wisatawan berdatangan dan naik perahu tradisional di Rawa Jombor. Kami rencanakan setiap tahun sekali mengadakan event semacam ini,” kata dia.

Soal tarif, Sutomo menjelaskan untuk naik perahu wisata tradisional tarif yang diberlakukan belum berubah atau Rp10.000 per orang untuk dewasa dan Rp5.000 per orang untuk anak-anak. Soal keamanan, dia mengatakan masing-masing perahu dilengkapi pelampung dengan jumlah sesuai kapasitas.

Setiap perahu wisata rata-rata berukuran 3 meter x 12 meter dengan kapasitas penumpang 40 orang. Perahu wisata tradisional berkonstruksi kayu dengan sebagian lantai menggunakan bambu. Perahu itu menggunakan pelampung dari bahan stirofoam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya